Sumber gambar: http://www.erabaru.net

Oleh: Luluatul Mabruroh*

Tuhan tidak pernah pilih kasih, kepada siapapun yang bahkan menurut manusia dia adalah seseorang yang berbeda. Tulisan yang akan dimulai dengan beberapa pertanyaan, yaitu: apakah tidak layak seseorang yang jelek, bodoh, lelet, bahkan miskin untuk mendapatkan kesempatan hidup lebih baik? Padahal jelek, bodoh, lelet, bahkan miskin hanyalah perspektif sebagian orang, karena sebenarnya semua itu bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Pertama, ‘Jelek’. Siapa yang menentukan seseorang jelek? Apakah karna mayoritas orang-orang memberi penilaian jelek maka dapat dibenarkan bahwa dia jelek? Sama sekali TIDAK, sebab ukuran cantik dan jelek itu relatif. Bagi orang asia cantik itu adalah mereka yang mempunyai warna kulit kuning langsat atau putih. Sedangkan bagi sebagian benua warna kulit hitam dinilai mempunyai nilai erotis, eksotis, juga cantik. Maka dari mana kita dapat menentukan bahwa sebuah keberuntungan dalam hidup adalah karena kecantikan?

Kedua, ‘Bodoh’. Bukan karna otak atau gen sejak lahir yang menentukan keberuntungan dan kelayakan kita untuk hidup. Akan tetapi kemauan dan kerja keras. Ada seseorang yang bekerja keras, belajar sekuat tenaga, namun ia tetap terbelakang dari pada yang lainnya. Bukan karena ia tidak berusaha, mungkin barangkali karena memang ia sudah menjadi bagaian dari manusia yang seperti itu.

Ketiga, ‘lelet’ atau ‘lamban’ tidak bisa dijadikan alasan, karna yang terpenting untuk memburu kesempatan dan keberuntungan adalah bergegas saat ini juga untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan. Lelet atau lamban bukan berarti tidak mempunyai peluang. Segala yang di dunia ini selalu mempunyai kemungkinan. Tuhan tidak sembarangan menciptakan sebuah sarana kesuksesan yang bernama “Keyakinan dan Kepercayaan”. Jadi poinnya adalah Istikamah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Terakhir adalah ‘Miskin’. Berbicara tentang kata “Miskin ”, sebenarnya miskin merupakan hal faktual yang terjadi saat seseorang tidak bersyukur dan selalu saja merasa kurang. Kurang puas terhadap apa yang dimiliki dan selalu menginginkan apa yang orang lain miliki yang kita tidak dimiliki. Itulah egoisme pribadi. Dan nyatanya, koruptor dan para birokrat tukang gelap dana lebih miskin dari kaum pinggiran dan anak-anak kecil yang berhamburan mengasong dan mengamen di jalanan.

Kesimpulannya, siapapun orangnya, Tuhan tidak pernah pilih kasih. Sebab segala sesuatu di dunia ini mempunyai arti penting dalam bagian kehidupannya tersendiri. Tuhan tidak pernah kurang kerjaan. Benar. Jadi berjuanglah teman, karna orang-orang di sekitarmu belum menyerah, dan kenapa kamu harus menyerah?

Tidak peduli apapun yang orang-orang katakan, manusia tetaplah manusia. Siapa yang bisa memilih takdir untuk hidup Miskin? Siapa yang bisa memilih untuk terlahir buta? Siapa yang bisa memilih terlahir untuk pincang? Kita tidak bisa memilih untuk itu. Tapi kita bisa memilih untuk menjalani hidup seperti apa.

Tuhan selalu punya rencana yang tidak dimengerti manusia. Hanya dengan kecermatan dalam membaca kehidupan yang mampu melihat bahwa Tuhan tidak pernah mencampakkan siapapun hambanya yang bersabar dalam ujian dan cobaan.


*Penulis adalah alumni PBA Unhasy Tebuireng Jombang, sedang nyantri di Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang.