Tebuireng.online- Rumail Abbas yang merupakan admin media sosial Santri Gayeng (Aktivitesme Dakwah Ala Gus Baha) mengisi acara webinar dan diskusi santai yang diadakan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) dengan tema “Dakwah Digital dan Geliat Santri Online”, Minggu (04/10/2020). Acara ini dilaksanakan via zoom dan live di 164 channel yang dimoderatori oleh Muhammad As’ad.

Pak As’ad mengatakan, “Santri Gayeng berawal dari salah satu support untuk pilkada di Jawa Tengah”. Dalam webinar ini digali garis pembahasan tentang latar belakang pendirian Media Santri Gayeng. Admin Santri Gayeng menceritakan perjalanan akun sosial medianya yang saat ini sudah cukup luas. Mulai dari ditugasi untuk mengawal Taj Yazin Maimun (Gus Yasin) putera dari Mbah Maimun Zubair yang ketika itu terjun ke dunia politik, dan saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah.

Beliau menceritakan bahwa pemberian nama Santri Gayeng sendiri adalah Mbah Maimun  Sehingga setelah selesai pilkada, Rumail Abbas sowan ke Gus Yasin, “Apakah boleh khittoh, kalau politik kita sudah selesai, kita ingin kembali ke khittoh sebagai santri itu apa?”

Kiai Maimun Zubair berpesan,”Santri banyak pelajaran fiqih itu bisa diraih secara otodidak, tapi urusan wasiat, saya hanya pesan prinsip nasionalis dan religius”.

“Ilmu itu cuman ada dua, kita raih yang pertama ta’lum belajar 20 % sisanya 80 % keberkahan Kiai. Dapat diyakini bahwa berkali-kali membuat semacam media sosial yang mempunyai motivasi dakwah lebih besar bukan karena faktor adminnya, grafis yang bagus, caption yang cakep, namun dari keberkahan Kiai,” ungkap Admin Santri Gayeng.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Penafsiran yang tidak punya sanad yang jelas, kresibilitasnya juga tidak tahu seperti apa, sehingga putra pertama Mbah Maimun yaitu KH. Abdullah Ubab membuat Al Anwar dua dan membuat radio, beliau setiap hari live streaming bentuk audio bukan video.

Pada sesi pertanyaan Alex Dinilah pemegang akun Galeri Madrasatul Quran Tebuireng dan juga akun Mahasiswa UNHASY mengajukan pertanyaan “Perananan apa yang bisa kita bantu di era masa pendemi ini?”

Muhammad Rafli pemegang akun salafstory.id mengajukan pertanyaan “Untuk mengeshare quote Kiai apakah harus meminta izin? Dan bagaimana langkah-langkah untuk bersaing akun dakwah yang masih mendasar?”

Untuk mengambil quote Kiai yang dianggap asal maqolah dan sanadnya sudah jelas maka tidak masalah, menurut Rummail Abbas. “Tips dakwah di tengah pendemi kita menghadapi fakta bahwa orang-orang akan menggunakan media sosial, ketika ada pendemi naik 13-20%. Baca dashboard anality untuk tips langkah bersaing dakwah yang masih mendasar. Bisa dilihat waktu kapan follower kita online, kemudian melihat judul yang diminati,” tambahnya.

Tips dari Rummail Abbas dalam langkah-langkah untuk bersaing akun dakwah adalah yang pertama kualitas konten, strategi dan kecakapan masing-masing admin untuk membaca algoritma di setiap platform, operasional.

“Membuat Media Sosial itu sangat mudah, tapi untuk merawatnya bertahun-tahun itu sulit,” pesan pemilik akun twitter @stakof ini.


Pewarta: Qona’atun

[fb_plugin comments width=”100%”]