Membayar Pedih dengan Puisi
Oleh: Ana Saktiani Mutia*
Aku mengupas harapan dibalik ketidaktahuan, meluruhkan angan dengan senyuman. Dan tiada yang mampu menepis rasa cinta dalam duka. Aku telah lama berjibaku dengan rindu dan untuk kesekian kalinya, aku kembali merindukan...
Pada Akhirnya…
Oleh: Qurratul Adawiyah*
Kebisingan kembali terdengar keras menyeruak, menyadarkan pada dunia nyata, tentang jeritan bocah
Mengayunkan kertas putih berdiksi kata merebahkan tubuhnya, dekat tumpukan alas yang tak terias menghadapi kehadiran yang belum waktunya
Kelopak sedikit lebih terbuka,...
Negeri Ilusi
Oleh: Luluatul Mabruroh*
Perkenalkan aku
Aku adalah negeri ilusi
Ada namun tinggal nama
Nyata namun fiktif belaka
Di sini pentas. Di mana parodi kehidupan ditampilkan, ironi digelar, manipulasi dan hipokrasi diselenggarakan.
Politiknya penuh konspirasi. Pemainnya adalah aktor amatir pribumi yang...
Rengek si Hina
Oleh: Rara Zarary*
Kemudian dunia berubah menjadi abu-abu penyesalan
jalan-jalan desa dan kota sama saja
anak-anak dan orang dewasa tak ada bedanya
semua hilang kendali, jauh dari pengakuan diri
tak ada yang bisa tenang, senang kecuali yang sebelumnya lapang
Tuhan...