Iklan Tebuireng.Online

Puisi

Membayar Pedih dengan Puisi

Oleh: Ana Saktiani Mutia* Aku mengupas harapan dibalik ketidaktahuan, meluruhkan angan dengan senyuman. Dan tiada yang mampu menepis rasa cinta dalam duka. Aku telah lama berjibaku dengan rindu dan untuk kesekian kalinya, aku kembali merindukan...

Pada Akhirnya…

Oleh: Qurratul Adawiyah* Kebisingan kembali terdengar keras menyeruak, menyadarkan pada dunia nyata, tentang jeritan bocah Mengayunkan kertas putih berdiksi kata merebahkan tubuhnya, dekat tumpukan alas yang tak terias menghadapi kehadiran yang belum waktunya Kelopak sedikit lebih terbuka,...

Negeri Ilusi

Oleh: Luluatul Mabruroh* Perkenalkan aku Aku adalah negeri ilusi Ada namun tinggal nama Nyata namun fiktif belaka Di sini pentas. Di mana parodi kehidupan ditampilkan, ironi digelar, manipulasi dan hipokrasi diselenggarakan. Politiknya penuh konspirasi. Pemainnya adalah aktor amatir pribumi yang...

Rengek si Hina

Oleh: Rara Zarary* Kemudian dunia berubah menjadi abu-abu penyesalan jalan-jalan desa dan kota sama saja anak-anak dan orang dewasa tak ada bedanya semua hilang kendali, jauh dari pengakuan diri tak ada yang bisa tenang, senang kecuali yang sebelumnya lapang   Tuhan...