Sumber gambar: https://twitter.com

Oleh: Rara Zarary*

Kemudian dunia berubah menjadi abu-abu penyesalan

jalan-jalan desa dan kota sama saja

anak-anak dan orang dewasa tak ada bedanya

semua hilang kendali, jauh dari pengakuan diri

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

tak ada yang bisa tenang, senang kecuali yang sebelumnya lapang

 

Tuhan didesak

sajadah basah dengan air mata

mukenah keruh di antara tangis dan peluh yang memanas di dada

siapa yang bisa mengendalikan sesal, sedan ia terus menerus menghakimi dirinya hina

 

lalu hanya ada tunduk

istighfar panjang

wudlu kesekian

dan duduk yang tanpa sebuah keberanian mendongakkan kepala atas kesombongan

ia telah menyadari, hidup hina menuju kematian yang barangkali akan mendapat hadiah murka

 

Oh Tuhan…

sampai di mana batas kami memohon

mendapat jaminan ampun.

si hina telah mati sebelum usianya Kau cabut di antara sebuah takdir yang tertulis sebelumnya.

 

tak ada apapun, lagi

kecuali arah yang tak jelas

dan pikiran membingungkan

yang mencekam berkali-kali, hingga dibawa mati.

 

hanya pada satu harap,

semoga diperjalanan ajal tiba, ampunan Tuhan didapat.


*Tim tebuireng.online