Iklan Tebuireng.Online

Puisi

Setelah Ayah Pergi

oleh: Rara Zarary* Hujan yang jatuh pelan-pelan ke bumi dicintai jutaan penulis puisi serupa api, menjadikanku abu dunia tiba-tiba berubah warna air mata tenggelamkan tawa ruang-ruang hening suara hanya terdengar bising tanpa kuterima pelukan di balik jutaan ucapan hiburan hanyalah omong kosong singgah dalam senyum...

Janji Uang saat Petang

Oleh: Na'ul Sani*   Malam penuh kunang Melayang hilang menuju tenang Terbayang dunia uang penuh juang   Menjelang pagi mereka terus berperang Tak henti-henti mengais uang Tak lama rasa pun kembali petang   Nyawa terbang ke langit hilang Menuju masa yang begitu panjang Penuh pertanyaan yang...

Sudah Berapa Kali

Oleh: Umam Nababan* Sudah kesekian kali, kawan! Kita saling melempar senyum Meski sedikit memuakkan Tapi kita tetap bertahan Sudah kesekian kali, kawan! Kita saling bertegur sapa mesra Kadang bertukar kata di dunia maya Demi asa di marga seberang sana Sudah kesekian kali, kawan! Kita...

Surat Untuk Guru Budi

Surat Untuk Guru Budi Oleh: Sabdawaktu Assalamualaikum, Pak Guru Selanjutnya adalah fatihah dan doa yang kami hatur pada Tuhan untuk keselamatanmu Tak usah meninggalkan ingat, bersedih pada yang ditinggal, sebab aku tahu, Tuhan akan dengan tegas dan baik,...

Sebuah Monolog

Oleh: Albi A.N* Kau adalah perjalananku dalam sebuah monolog lukakau biarkan aku menjadi manusia yang paling pasrah yang sedang bersuara jejakmu dalam petrikor mengudara dalam pernafasan duka senandung ilusi terus berkecimpung dalam bait aksara. haruskah kusandingkan air...