sebuah ilustrasi: lelaki dan senja

Aku dan Angin
Oleh: Albii*

Aku hanyalah gadis desa yang tak tau kota
aku hanyalah gadis kecil yang tak tau suatu makna
aku hanyalah gadis polos yang semuanya kuanggap tulus
iya benar, itu aku

bukan ingin menyalahkan dunia atas semua ini
bukan ingin menyalahkan seseorang, apalagi orang dekatku
bukan juga ingin menyalahkan takdir

jika semua sudah terlanjur, maka aku harus bagaimana?
bukankah angin hanya lewat begitu saja di depan kita?
seperti itulah saat ini

masalah yang selalu lewat di depanku
tanpa izin ia terobos tubuhku
dan membiarkan nya terhempas begitu saja
aku yang selalu kalah oleh angin, iya itu aku


Ingin Istirahat
Memangnya bisa meyakinkan diri bahwa semua itu adil?
bisa pikiran kita tak melulu berfikir negatif?
tuhan, aku hanya ingin sejenak melupakan luka
sejenak mengistirahatkan raga yang sudah rapuh ini

tulang yang setiap harinya berkurang kekuatannya
hati yang makin hari makin kering
pikiran yang makin hari makin hancur
dan tubuh yang makin hari makin rusak

tuhan… aku hanya ingin beristirahat
semakin lama semakin takut untuk percaya kepada lain orang
takut setakut takutnya tuhan

orang bisa berdusta tapi engkau, Tuhan?
aku hanya ingin sejenak membaringkan tubuh.

Aku Salah
Bumi yang semakin tua semakin panas
matahari yang semakin lama semakin terik
tapi di sini, aku tidak pernah berubah

aku yang sekarang adalah aku yang dulu
penuh kemisterian, dan penuh topeng

topeng yang setiap hari kuganti, setiap bertemu orang
sampai aku lupa di mana aku menaruhnya

topeng yang kugunakan untuk berbicara pada orang
sekarang topeng itu kulepas di hadapan orang yang tepat
tapi, aku salah…

berharap dengan kulepas topeng dunia akan baik baik saja
justru, sebaliknya.

*Mahasiswa Unhasy Jombang.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online