Oleh: Ustadz H. A. Ainurrofiq*

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 الۤمۤ ۝  أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن یُتۡرَكُوۤا۟ أَن یَقُولُوۤا۟ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا یُفۡتَنُونَ ۝  وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَیَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ صَدَقُوا۟ وَلَیَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِینَ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?. Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. [Surat Al-Ankabut 1 – 3]

Dalam kesempatan kali ini seharusnya kita selalu berusaha meningkatkan ketakwaan dan menancapkan keimanan kita.

Menilik asbabu nuzul ayat ini, diceritakan ada sebuah masyarakat desa kecil di Makkah. Mereka menyatakan keimanan kepada Allah. Pada saat itu Rasulullah masih di Madinah. Mereka diperintah oleh Rasul untuk hijrah. Hijrah lah mereka. Rombongan ini masih diselundupi oleh orang-orang musyrik. Yang berkeinginan menggagalkan perjalanan mereka ke Madinah. Akhirnya perjalanan mereka menemui Rasul berhasil digagalkan atas pengaruh Musyrikin.

Kemudian mereka merencanakan perjalanan ke Madinah kedua kalinya. Salah satu dari mereka berjanji akan membunuh siapa saja yang berani menggagalkan perjalanan kali ini.

Bahwa Allah dalam ayat ini mengetengahkan kepada umat Islam adanya iktibar (ujian). Atau juga in’am (nikmat) dan terkadang ibtila’ (bencana).

Mungkin saat ini yakni masa pandemi bisa dianggap sebagai bentuk ibtila’. Jangan sampai keadaan ini menggerus keimanan kita.

يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ، يَأْتُونَكُمْ مِنَ الْأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ، وَلَا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ، لَا يُضِلُّونَكُمْ، وَلَا يَفْتِنُونَكُمْ

Kelak diakhir zaman akan ada Dajal-dajal pembohong (sifat Dajal). Yang bisa menjerumuskan seorang muslim kekafiran. Perkataan mereka belum pernah kalian dengar sebelumnya. Hati hatilah. Jangan sampai termakan fitnah mereka.

KH. Hasyim Asyari memberikan penjelasan hadis di atas, dengan menyitir perkataan Imam Hanafi. Sungguh yang paling mengkhawatirkan adalah orang alim yang banyak bicaranya. Tapi kotor hatinya. Mereka mengambil ilmu sepotong-potong. Tidak sepenuhnya. Mereka seakan-akan mengajak ke jalan Allah. Tapi sesungguhnya mereka lari dari jalan Allah.

Maka dari itu kita tingkatkan ketakwaan kita. Agar tidak mudah terjerumus ke dalam kekafiran.

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

*Kepala SMA Trensains Tebuireng 2 Jombang.