Tim Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari (PKPH) Tebuireng berfoto bersama Penasehat PKPH, KH. Salahuddin Wahid dan Ibu Nyai Hj. Farida Salahuddin pada Ahad (28/01/2018). (Foto: Amin Zen)

Tebuireng.online— Didirikan pada 02 Februari 2017 lalu, Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari (PKPH) Tebuireng memiliki tugas besar dalam mengkaji  dan membedah pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dari berbagai perspektif. Tugas besar itu diemban oleh Tim PKPH untuk mempersatukan umat Islam yang diambang perpecahan.

“Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH M, Hasyim Asy’ari Tebuireng mempunyai kepentingan dan kewajiban melakukan al muhafadhah, meresapkan, mengaktualisasikan, dan menginplementasikan pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari,” ungkap Ketua PKPH Tebuireng, H. Mif Rohim dalam acara Seminar “Aktualisasi Pemikiran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam Konteks Kenegaraan dan Kebangsaan di Aula lantai tiga Gedung KH. M. Yusuf Hasyim pada Ahad (28/01/2018).

Wakil Rektor III Universitas Haysim Asy’ari (Unhasy) itu, menjelaskan bahwa kajian itu mengacu  pada ideologi Hadratussyaikh dalam beragama, berbangsa dan bernegara di tengah-tengah terjadi hiruk-pikuk, baik di internal NU, di Indonesia dan dunia internasional secara global.

Konsep yang ditawarkan Hadratussyaikh itu, lanjutnya, menjadi bentuk rekonsiliasi konflik internal di dalam NU, konflik internal di dalam Islam, dan konflik yang melanda dunia internasional. “Konsep yang digunakan, yaitu konsep al Ishlahiyah (akomodatif) dan atTawasuthiyah (moderat) yang dirumuskan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari,” lanjut alumnus Universiti Teknologi Malaysia (UTM) itu.

Ia berharap, Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari ini dapat menjadi second track of deplomacy and global peace (jalur pilihan diplomasi dan perdamaian global) sebagaimana yang telah dilakukan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari sepulang studi dari Mekkah al Mukarramah dalam menyelamatkan umat Islam dari keterkungkungan bermadzhab yang dipaksakan oleh Raja Ibnu Saud.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun, tambahnya, Hadratussyaikh melalui utusannya, KH. Abdul Wahab Chasbullah yang bertemu Ibn Saud, memberikan justifikasi bahwa bentuk dan esensi konsep negara itu bersifat ijtihadiyah bukan tauqifiyah dari Allah SWT. “Inilah yang akan diperjuangkan oleh Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari Tebuireng,” pungkasnya.


Pewarta:            M. Abror Rosyidin

Editor/Publisher: MAR