Tebuireng.Online– Cicit Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Hakim Mahfudz menjelaskan secara langsung di hadapan para ilmuwan, pakar dan akademisi tentang apa yang telah ditulis oleh KH. Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Risalah Ahlu Sunnah wal Jamaah tahun 1930 H, tentang munculnya banyak aliran dan pemikiran baru yang masuk ke Indonesia.
“Munculnya banyak aliran itu, dilanjut dengan organisasi-organisasi baru, sehingga muncul perbedaan-perbedaan yang alhamdulillah dapat disatukan kembali di tahun 1937 dalam suatu federasi Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).” ungkapnya saat menyampaikan sambutan dalam acara Halal bi Halal di Universitas Islam Malang (Unisma), pada Rabu (17/4/2024).
Menurutnya hal tersebut terjadi karena keilmuan, “jadi Indonesia kalau mau menang ilmunya harus ditingkatkan, pemahamannya ditingkatkan, kemudian munculah persatuan yang datangnya dari ukhuwah.” lanjut Pengasuh Pesantren Tebuireng itu.
Sangat disayangkan, sejarah tidak banyak mencatat mengenai hal ini, telah menaungi sebanyak 13 organisasi yang bermacam-macam pemikiran, tetapi dapat disatukan. Pada 1938 Nahdlatul Ulama bergabung dan di forum itulah umat Islam di Indonesia pernah menyatu, pada zaman tersebut umat Islam di Indonesia sebanyak 95%, hampir seluruh bangsa Indonesia menyatu, menurut beliau ini adalah sebuah kekuatan, sehingga menulis kalimat proklamasi.
“Maka dengan ini kami nyatakan kemerdekaan Indonesia pada Tahun 1945.” Gus Kikin mengutip teks Proklamasi.
“Jadi kemerdekaan itu dari Allah, bukan dengan perjuangan senjata, karena persatuan bangsa ini dan hal demikian bisa dicapai karena keilmuan,” tegasnya.
Sehingga karena hal itu, Gus Kikin berharap para para hadirin, mahasiswa, dan alumni Unisma dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh.
“Apa itu ri’ayatul Ummah atau membimbing umat?” tanya Gus Kikin pada hadirin.
Beliau menjelaskan alasan penganut paham Nahdlatul Ulama sebaiknya tidak banyak berkecimbung dalam dunia politik adalah agar dapat membimbing dan mendampingi umat, menurut baliau ini sangat penting, yang mana inti dari keilmuan adalah mengamalkannya dan cara mengamalkannya adalah dengan membimbing umat.
“Harapan besar terhadap UNISMA termasuk salah satu lembaga yang akan menghasilkan ulama-ulama dimasa depan, dengan ridho Allah umat Islam semakin lama semakin baik dan harapannya syiar Islam bisa secara luas hingga seluruh dunia, karena inilah yang ditunggu-tunggu.” tandasnya.
Pewarta: Ilvi Mariana