Suasana Halal bi Halal di gedung Universitas Islam Malang (Unisma).

Tebuireng.Online– Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Abdul Hakim Mahfudz hadir dan memberikan sambutan dalam acara Halal bi Halal keluarga besar Universitas Islam Malang (UNISMA). Dalam kesempatan itu, beliau mengaku bersyukur dapat bersilaturahmi.

“Halal bi Halal selalu menarik disetiap tahunnya, dan istilah ini hanya terdapat di Indonesia,” ungkap Gus Kikin, Rabu (17/4/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Pengasuh Pesantren Tebuireng itu mengulik cerita Bung Karno, setelah selesai semua urusan dengan pihak asing pada tahun ‘49, pada tahun ‘50 muncul dialog Bung Karno menanyakan perihal Negara.

“Mulai noto negoro dari mana?”  atau yang berarti mulai menata Negara darimana? Akhirnya beliau  mengundang para ulama untuk meminta saran membahas tentang kelanjutan tentang Negara.

“Kalau Pak Karno mengundang menteri disebut sidang kabinet, kalau mengundang tokoh Nasional disebut rapat, kalau mengundang ulama disebut kongres”, ungkap Gus Kikin mengutip dialog salah satu ulama.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari dialog tersebut akhirnya mucul ide dari KH. Wahab Hasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus pengarang lagu Yaa Lal Wathan melontarkan ide istilah Halal bi Halal. Yang mana Halal Bihalal ini memiliki barakah yang sangat luar biasa,  mulai dari penyatu dari perbedaan pemikiran yang tadinya memiliki perbedaan sangat tajam dapat dipersatukan.

“Jadi Halal Bihalal barakahnya luar biasa, potensi perpecahan bangsa Indonesia begitu dikemas dalam forum Halal Bihalal akhirnya taslim/menerima semuanya,” jelas Kiai yang akrab disapa Gus Kikin.

Dalam forum yang dihadiri alumni UNISMA ini beliau bersyukur Indonesia dapat berjalan dan Bung Karno akhirnya memiliki landasan untuk menjalankan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Membahas puasa, beliau berharap agar ketakwaan kita masih melekat khususnya setelah satu bulan berpuasa dengan keyakinan dan janji Allah untuk mengampuni dosa-dosa kita.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 860).

Dari hadist  tersebut beliau mengingatkan bahwa itu adalah janji Allah, dan setelah urusan kita dengan Allah selesai saatnya kita melanjutkan urusan kita dengan manusia.

“Hablum Minallah sudah, saatnya Hablum Minannas,” tambah beliau.

Tidak lupa Gus Kikin mewakili PWNU dan yang masih memiliki banyak jajaran seperti PCNU Malang, sampaikan تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْم,جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ 

Gus Kikin juga menjelaskan alangkah indahnya jika kita dapat sama-sama memberikan maaf, perihal bangsa dan Negara ini dapat diatasi melalui Halal Bihalal, yang mana kita sekarang hanya tinggal menikmati, karena pada zaman dahulu penuh perjuangan.

“Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa kita memiliki tugas melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan oleh para masyayikh para Ulama dan Auliya,” tegas beliau.

Lebih lanjut karena kita berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama, beliau mengingatkan kembali hal demikian harus kita fikirkan, bahwa ini adalah suatu perjuangan ulama, untuk itu kita harus berilmu dan di UNISMA inilah salah satu tempat pematangannya.

Cicit Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari ini juga berharap mahasiswa Unisma dapat menjadikan kader-kader yang alim dan mewarisi keilmuan Nabi, serta harapannya kita dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada.

“Di UNISMA inilah keilmuan itu ditingkatkan, dengan ilmulah kita semakin bijak dan paham atas apa yang menjadi tugas tanggung jawab kita yang nanti menuju لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ”

Ini adalah tugas kita semua, yang mana di UNISMA, beban dan tanggung jawab berada pada seluruh jajaran yayasan, serta seluruh jajaran rektor, wakil rektor, dan seluruh dosen untuk mencetak kader-kader yang berilmu.

“Karena kita merupakan mata rantai keilmuan Nahdlatul Ulama,” pungkas Gus Kikin.

Pewarta: Ilvi Mariana