tebuireng.online– Sudah hal biasa di Pesantren Tebuireng dikunjungi oleh bule atau umat lintas agama baik domestik maupun luar negeri. Seperti hari ini (05/10/2015), sejumlah pemuda gereja Jerman mengunjungi pesantren asuhan Gus Sholah tersebut.  

Dua mobil Elef terparkir di halaman Pesantren Tebuireng. Keluar dari mobil tersebut sembilan warga negara Jerman didampingi sejumlah pendeta dan pemuda Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).  Rombongan sebelumnya mengadakan diskusi lintas agama Islam-Kristen di Pesantren al-Sa’diyah Tambakberas dan MAN Tambakberas. Para bule tersebut juga menginap di pesantren tersebut.

Di Tebuireng, mereka berziarah dan menabur bunga di pusara makam Gus Dur. Sebenarnya agenda mereka ingin menemui Pengasuh. Namun karena Gus Sholah memiliki kesibukan di UNHASY, tidak bisa menemui para tamu. Bagian penerimaan tamu, Ustadz Azwani mengatakan bahwa rombongan hanya bersilaturahmi di Tebuireng. Walaupun sebenarnya hendak bertemu dan berdiskusi seputar konflik Timur Tengah yang berimbas pada imigran di Eropa dengan Gus Sholah.

“Mereka sempat kaget, ketika ziarah ke makam Gus Dur, loh kok boleh laki-laki dan perempuan campur dalam berdoa seperti itu,” cerita Ust. Azwani. “Dari situ mereka memahami bahwa Islam di Indonesia tidak seperti persepsi mereka selama ini yang eksklusif dan ekstrim. Selama tidak syahwat, kenapa tidak boleh. Saya jawab seperti itu,” tambahnya.

Perwakilan GKJW Jombang, Pendeta Achmad Sholeh mengatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hubungan antar umat beragama di Indonesia. “Di Jerman kan banyak pengungsi Syiria sekarang, mereka mau mempelajari keberagaman di Indonesia untuk mengatasi arus imigran muslim dari Syiria itu,” ungkap Pdt. A. Sholeh.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ketua rombongan dari Jerman, Hans Brandt mengatakan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari Islam di Indonesia. Mengenai pengungsi muslim, ia menegaskan bahwa Jerman menerima dan bersedia membantu para pengungsi. Namun Pemerintah Jerman, juga mempertimbangkan kapasitas kemampuan dan kuota yang memungkinkan ditampung di Negeri penerima suaka terbesar di Eropa itu.

“Kami bersedia menerima, namun melihat kapasitas kami. Kami juga meminta negara-negara Uni Eropa lain untuk menerima juga,” ungkap lelaki bertubuh tinggi tersebut. Jumlah pencari suaka di Jerman diperkirakan tahun ini, mencapai angka 750 ribu orang, dan sebagian besar berasal dari Syiria. Jerman bersama Austria, Swedia dan Prancis menyatakan siap menerima, sedangkan Serbia dan Hungaria dengan tegas menyatakan penolakan. Bahkan pemerintah Hongaria akan membangun pagar kawat berduri untuk membendung arus para pengungsi.

Setelah berkunjung di Tebuireng, rombongan akan kembali ke Malang untuk mengikuti sebuah acara di GKJW Malang.  (abror)