KH. Salahuddin Wahid (Rektor Unhasy) bersama jajaran narasumber seminar Bedah Pemikiran 3 Rektor Unhasy, Sabtu (17/03/18) di Pesantren Tebuireng. (Foto: Masnun)

Tebuireng.online- Seminar Bedah Pemikiran 3 Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) dengan tema “Peranan Unhasy dalam menyongsong peradaban information, communication, & technology (ICT) untuk membentengi diri terhadap gerakan radikalisme & liberalisme” digelar dalam rangka Dies Natalis ke-51 Unhasy. Tiga tokoh rektor yang dibedah pemikirannya adalah KH. Muhammad Ilyas, KH. Tholhah Mansur, dan KH. Syansuri Badawi yang pernah menjadi Rektor Unhasy pada masa dulu.

Adapun pembicara dalam seminar bedah pemikiran 3 Rektor Unhasy kali ini adalah H. M. Romahurmuzy MT (Putra KH. Tholhah Mansur), H. Emi Chulaimi (Cucu KH. Syansuri Badawi), dan KH. Muhammad Nasir Ilyas. Namun KH. Muhammad Nasir Ilyas berhalangan untuk hadir. Kegiatan ini berlangsung dengan sukses di gedung KH. M. Yusuf Hasyim latai 3 Tebuireng, Sabtu (16/03/18).

Dalam seminar ini, sambutan pertama disampaikan oleh Wakil Rektor 3 Unhasy, H. Mif Rohim. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa seminar ini hanyalah langkah awal untuk Unhasy dalam berperan menangkal paham radikalisme dan liberalisme.

“Bukan hanya peranan tapi juga solusi,” ungkapnya dengan tegas.

Sedangkan KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) selaku Keynote Speaker dalam seminar ini mengungkapkan bahwa kita terlalu sering mengambil informasi dari barat yang kemudian kita anggap sebagai suatu kebenaran.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebelum menuju acara inti, Wakil Rektor II, H. Muhsin Ks, membuka seminar dengan pemukulan gong dilanjutkan dengan pembacaan shalawat dari group shalawat Al-Muhktar Unhasy dan Tari Saman dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Seminar berlangsung khidmat dengan pemaparan yang disampaikan oleh para narasumber. Dibuka pula sesi tanya jawab bagi para peserta. Sebelum meninggalkan ruangan H. M. Romahurmuzy MT memberikan bantuan senilai Rp.40.000.000 kepada BEM Unhasy dan buku Biografi KH. Tholhah Mansur kepada Gus Sholah. Terakhir ditutup dengan pemberian cinderamata kepada narasumber.


Pewarta: Rizki Hanivan

Editor/Publisher: Rara Zarary