Tokoh masyarakat, para ulama, dan polisi sepakat perangi hoax, deklarasi ini diadakan di Pesantren Tebuireng 8 Serang Banten, Jumat (16/03/18). (Foto: news.detik.com)

Tebuireng.online- Pesantren Tebuireng 8 Serang Banten dengan para ulama, tokoh masyarakat, dan Kapolda Brigjen Listyo Sigit Prabowo mendeklarasikan bersama untuk memerangi hoax yang saat ini tengah mencoba untuk membuat kekacauan dan perselisihan antar umat beragama, Jumat (16/03/18) di Pesantren Tebuireng 8, Serang Banten.

Dengan itu, Polda Banten menggandeng sejumlah ulama dan tokoh masyarakat. Alasan Polda menggandeng sejumlah ulama dan tokoh masyarakat tersebut, bertujuan untuk membimbing masyarakat agar tidak terpengaruh begitu saja dengan hoax maupun isu-isu SARA yang kian mengkhawatirkan mutakhir ini.

Seiring menyusutnya nilai-nilai toleransi, hoax semakin menjadi potensi konflik sosial dan disintegrasi bangsa yang saat ini kian terbuka lebar. Selain itu, Brigjen Listyo Sigit Prabowo juga mengatakan, bahwa ulama merupakan salah satu pejuang yang memerdekakan Indonesia. Namun, pengorbanan serta perjuangan para ulama terdahulu, saat ini tengah diuji oleh masifnya isu SARA yang kemudian ditanggapi oleh distorsi informasi berupa hoax.

Menurut Brigjen Listyo Sigit Prabowo, dampak dari adanya hoax sangat penting untuk direnungkan. Berkaca dari kondisi negara Sri Langka yang saat ini terjadi konflik antar umat beragama yang diadu domba dengan adanyanya penyebaran hoax di media sosial.

“Kita sepakat, ini tidak bisa kita biarkan terjadi di negara kita,” tegas Brigjen Listyo Sigit Prabowo seperti yang dilansir oleh news.detik.com

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mutakhir ini masyarakat dibuat resah oleh adanya isu penyerangan ulama. Yang mana, isu tersebut didominasi oleh hoax. Dari 47 kasus dengan rincian, 32 kasus berbentuk hoax, 4 kasus rekayasa, 6 kasus dengan korban yang bukan seorang ulama, namun diberitakan sebagai seorang ulama. Dan dari rincian tersebut hanya 5 kasus yang terbukti.

Dari 5 kasus penyeranga yang terbukti tersebut, pelakunya adalah seorang yang memiliki keterbelakan mental. Meski begitu Brigjen Listyo Sigit Prabowo tetap berkomitmen untuk membawa perkara tersebut ke meja hijau.

Dengan adanya pendeklarasian mengenai penolakan hoax tersebut Brigjen Listyo Sigit Prabowo berharap, para ulama, terutama Ponpes Tebuireng 8 Serang Banten menjadi pemimpin terdepan untuk menolak perkembangan isu SARA yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.


Perepro: Ana Saktiani

Editor/Publisher: Rara Zarary


sumber berita:

https://m.detik.com/news/berita/3921080/di-ponpes-tebuireng-polisi-dan-ulama-sepakat-tak-terpancing-hoax