sumber foto: biografi ulama nu

Kelahiran dan Pendidikan 

KH. Abdullah Abbas atau yang kerap disapa dengan panggilan KH. Dullah lahir pada tahun 1922 di Buntet, Cirebon dari pasangan KH. Abbas Abdul Jamil dari istrinya yang kedua nyai Hj. I’anah.  Kiai Abdullah Abbas merupakan anak pertama dari empat bersaudara yaitu nyai Hj. Sukaenah, nyai Hj. Maimunah, dan KH. Nahduddin Royandi. 

Sejak kecil, Kiai Abdullah Abbas memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada ayahnya. Setelah selesai belajar kepada ayahnya, beliau melanjutkan pendidikanya dengan belajar di pesantren Pemalang yang diasuh oleh KH. Makmur.

Selepas dari belajar di Pemalang Jawa Tengah, beliau melanjutkan menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Hidayat yang diasuh oleh KH. Ma’shum di Lasem. Setelah selesai, kemudian beliau melanjutkan pendidikanya dengan belajar di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang diasuh oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Setelah selesai belajar di Tebuireng, kemudian beliau melanjutkan kembali belajar di Pondok Pesantren Lirboyo yang diasuh oleh KH. Abdul Karim Manaf. 

Peran dan Jasa

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Setelah sekian lama belajar beliau pun membantu ayahnya KH. Abbas Abdul Jamil dalam mengembangkan Pondok Pesantren Buntet, KH. Abdullah Abbas juga ikut berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dengan sungguh-sungguh. 

  1. Aktif dalam perjuangan di masa revolusi fisik sebagai komandan Hizbullah di wilayah Cirebon
  2. Menjadi pasukan Hizbullah dan TNI 
  3. 1950 menjadi TNI dan berpangkat Letnan 
  4. Keluar dari TNI,  dari 1950-1980 menjadi pendidik di Madrasah Aliyah Negeri di Cirebon
  5. Menjadi pemimpin Pesantren Buntet dan memiliki 300 ustadz

Kiprah dan perjuangan KH. Abdullah Abbas dalam pentas nasional menempatkan dirinya dalam deretan tokoh yang memiliki pengaruh besar. Khususnya di era kepemimpinan Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai salah satu seorang kiai khos.

Sikap Teladan 

Sebagai ulama dan tokoh masyarakat, kedalaman ilmu dan perbuatan dilengkapi dengan sikap khosyyah kepada Allah, telah menjadikan KH. Abdullah Abbas sebagai seorang ulama sekaligus pemimpin yang memiliki ciri khas tersendiri. Seperti beberapa sikap teladan yang patut dijadikan contoh untuk menjalani kehidupan lebih nyaman dan tentram.

  1. Zuhud. Beliau ada sosok ulama yang lurus dan selalu tampil dalam kesederhanaan. Mulai dari pakaian, tempat tinggal dan fasilitas lainnya. Meskipun sederhana, keseharian beliau hanya mengenakan pakaian sarung, baju koko, dan kopiah yang semuanya itu berwarna putih.
  2. KH. Abdullah Abbas juga merupakan sosok kiai yang teguh dalam memegang prinsip, ikhlas dalam beramal dan berjuang. Pandangan hidup KH. Abdullah Abbas memang terfokus pada perjuangan menegakkan kebenaran dengan tulus dan ikhlas karena Allah. 
  3. Rendah hati dan humanis. KH. Abdullah Abbas adalah seorang tokoh yang sangat menghargai manusia dengan apa adanya. Ia tidak membeda-bedakan manusia baik dari segi ras, agama, dan keturunan maupun kekayaan. Di hadapan kiai Abbas semua manusia sama.

Kiprah 

KH. Abdullah Abbas adalah seorang ulama yang besar di Jawa Barat, Pengasuh Pondok Pesantren Buntet di desa Mertapada Kulon, Astanajapura, Cirebon Jawa Barat, pernah menjabat Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dikenal sebagai satu di antara lima ulama kharismatik Jawa Barat. 

Disusun oleh: Wan Nurlaila Putri (Santri Walisongo Cukir Jombang)