ilustrasi: tebuirengonline

Buku ini membahas tentang trauma seorang perempuan saat menikah dengan seorang gus. Gus merupakan panggilan untuk anak laki laki keturunan kiai. Kisah seorang perempuan tua yang lebih memilih berpisah dari keluarganya bahkan suaminya karena dirinya tidak satu arah dengan ajaran yang ada di dunia pondok pesantren. Sebagai keturunan yang beda trah membuat dirinya lebih memilih berpisah. Dan kisah cintanya berakhir untuk saat itu juga. Kembali ke kampung dan membesarkan anak semata wayangnya sendirian. 

Perempuan itu bernama Nawang Wulan. Karena waktu kecil ia seperti purnama yang selalu menerangi hati ibunya yang kelam. Dan kini, ia ingin kembali menjadi purnama, dan akan menunjukan kepada ibunya bahwa ketakutan ibunya terlalu berlebihan tentang trah pesantren.

Kisah ini berawal tentang Nawang Wulan yang pulang ke rumah dengan mimik wajah yang selalu ceria dan bahagia sehingga timbullah penasaran sang ibu karena suasana hati anaknya yang sangat membahagiakan. 

Kemudian Nawang pun menceritakan tentang kisah hatinya. Tentang ranum hari yang telah ia lewati bersama laki-laki itu.

“Akhirilah nduk…” ucap ibunya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Nawang tahu mengapa ibunya yang biasanya mengiyakan setiap hal yang dilakukan Nawang kini menjawab dengan ucapan seperti itu. Ia tahu bahwa ibu bermaksud baik, tapi hati kecilnya merasa ibu bertindak kurang adil. Karena harus merasakan imbas ketakutan ibunya yang selama ini menyergap di kehidupan ibunya usai kisah cinta sang ibu dan ayahnya harus cerai.

Suatu ketika Nawang bertemu dengan Alfin. Alfin adalah putra kiai Abu Dardah Banyuwangi. Meski Nawang tahu kalau ia sedang mencintai seseorang yang beda trah, tapi Nawang ingin melanjutkan ceritanya dan ingin membuktikan kepada ibunya tentang ketakutan yang pernah dilalui ibunya. Alfin adalah sosok Gajah Mada sang Maha Patih yang dikenal dengan sumpah palapa dan tidak sekalipun bertopang pada silsilah. Derajat dan kemuliaan tinggi yang diraihnya adalah berkat perjuangan yang murni dari seorang putra rakyat biasa.

Namun ternyata Nawang harus terluka, Alfin bukanlah orang yang bisa Nawang harapkan ketika Nawang dan Alfin berniat membuktikan cinta mereka di ndalem kasepuhan kiai Abu Dardah Nawang benar-benar dijatuhkan oleh ucapan ayah Alfin karena Nawang bukanlah santri dan Nawang tidak seperti calon mantu yang sudah dipersiapkan. Alfin pun terdiam tidak bisa menyanggah ucapan sang ayah, Alfin terdiam tidak bisa membela Nawang yang seharusnya akan menjadi calon istrinya.

Nawang pergi meninggalkan Alfin yang terdiam dan terpaku memandang nawang tanpa mengejar sedikit pun. Nawang kembali ke rumah dan menceritakan segala hal yang terjadi saat itu kepada ibunya. Ibu menangis sangat sedih mendengar cerita anaknya yang pilu.

Kemudian suatu hari Nawang tidak sengaja bertemu dengan Yasfa manusia paling baik yang ternyata diam-diam sudah dekat dengan ibunya, sudah sering membantu ibunya, dan sudah membuat ibunya merestui hubungan mereka hingga pada akhirnya Nawang dan Yasfa resmi menikah dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

Judul: Jadilah Purnamaku Ning 

Penulis: Khilma Anis 

Penerbit: Matapena

Tebal: 226 halaman 

Tahun terbit: 2008 

Peresensi: Wan Nurlaila Putri