Sumber foto: https://perkarahati.wordpress.com

Oleh: KH. Fawaid Abdullah*

Imam Al Ghazali mewanti-wanti tentang bahaya dari ilmu yang tidak bermanfaat, “Ketahuilah, bahwa nafsu yang sering muncul ketika seseorang itu dalam proses thalabul ilmi adalah nafsu yang selalu mengajak-ngajak ‘nafsu amarah’ kepada kejelekan, mengikuti jalan syaitan sehingga seseorang itu berada dalam kerusakan-kerusakan”.

Yang dimaksud dalam pernyataan itu, yaitu coba kita perhatikan di sekeliling kita, berapa banyak sebab orang-orang yang pinter, ilmunya tinggi, hebat-hebat, tetapi justru tidak membawa kemaslahatan kepada orang lain, tidak membawa kemaslahatan kepada lingkungannya, tetapi justru sebaliknya, membawa kemafsadatan atau kerusakan yang lebih parah. Penipuan-penipuan yang berkedok ilmu semakin merajalela. Ilmunya hanya dijadikan alat untuk menjauh dari Allah. Inilah yang dikatakan Imam Al Ghazali sebagai wujud nyata dari ilmu yang tidak bermanfaat.

Lebih lanjut Al Ghazali memaparkan hadis Baginda Nabi SAW terkait hal ini:

إن أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Sesungguhnya manusia yang paling diadzab (disiksa) kelak pada hari Kiamat adalah orang alim (yang berilmu), tapi tidak mengamalkan (ilmunya tidak bermanfaat bagi orang lain & lingkungan nya)” (HR: Thabrani).

Baginda Nabi SAW bersabda:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

Ya Allah, sunnguh aku memohon perlindungan kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, amal perbuatan yang tidak diterima disisi-Mu, dan dari doa yang tidak Engkau dengarkan”

Imam Al Ghazali membagi menjadi tiga kelompok orang yang mencari Ilmu itu, yaitu:

  1. Seseorang yang mencari ilmu, dengan ilmunya ia bertambah bekalnya menuju Akhirat, tidak ada maksud dalam Thalabul ilmi nya kecuali hanya menuju Dzat Allah dan kampung Akhirat yang kekal abadi. Ini adalah orang2 yang bahagia dan selamat Dunia-Akhirat.
  2. Seseorang yang mencari ilmu hanya untuk sebagai syarat supaya ia enak hidup di dunianya saja, hanya untuk mendapatkan kemuliaan, pangkat dan jabatan serta harta benda. Ia mengerti akan tujuannya, ia paham hatinya mengatakan tidak benar tapi tetap saja menuruti hawa nafsunya. Dengan ilmunya, ia hanya mengeruk kekayaan untuk dirinya sendiri, merasa sombong “gumede” dengan predikat kemuliaan yang ada di pundaknya. Ini adalah bagian dari orang-orang yang menempuh jalan tercela dan rusak di hadapan Allah (jalan yang tidak diridhai Allah).
  3. Seseorang yang hanya bisa bicara, ngomong ngalor-ngidul, pinter berkata-kata dengan segudang dalil dan ilmu, tetapi ia tidak melaksanakan, tidak melakukannya. Hanya bisa menyuruh orang lain, sedang dirinya tidak mengerjakan dan tidak memberi tauladan. Golongan ketiga ini, adalah golongan orang berilmu, tapi tidak mengamalkan ilmunya. Inilah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW sebagai ciri-ciri dari ulama suu’ (ulama jelek). Na’udzu Billah! (Lebih lengkapnya, silahkan dibuka dan dibaca muqaddimah Kitab Bidayah al Hidayah karya Imam Al Ghazali).

    *Santri Tebuireng 1989-1999, Ketua Umum IKAPETE Jawa Timur 2006-2009, saat ini sebagai Pengasuh Pesantren Roudlotut Tholibin Kombangan Bangkalan Madura.


    *Disarikan dari Kitab Ihya’ Ulumiddin dan Bidayah al Bidayah karya Imam Abu Hamid Muhammad al Ghazali