Tuan Guru M. Wildan bin Salman saat memberikan ijazahan kitab pada santri Muallimin Haysim Ay’ari Teburieng.

“Thola’al badru Alaina”
“Min saniyatil wada’ ”
“Wajaba syukru Alaina

Santri Mu’allimin berbondong bondong, bersorak ramai dengan shalawat Badar menyambut kedatangan Tuan Guru M. Wildan bin Salman, di halaman gedung Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari, Ahad (26/06). Tuan Guru merupakan keponakan dari KH. M. Zaini bin Abdul Ghoni, yang akrab dikenal Abah Guru Sekumpul, ulama masyhur asal Banjar, Kalimantan Selatan.

Awalnya kedatangan Tuan Guru Wildan untuk silaturahmi dan mengantarkan putra bungsunya mondok di Mu’allimin Tebuireng. Namun dalam proses itu, ternyata pihak pengurus Madrasah Mu’allimin memanfaatkan kesempatan emas ini, sehingga meminta ijazahan dari beliau sebagai buah tangan paling berkesan bagi seluruh perangkat Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari.

“Awalnya saya datang ke sini untuk silaturahmi dan mengantarkan anak saya, tapi ternyata juga diminta untuk ijazahan,” dawuh Tuan Guru.

Tanpa menunggu lama, acara ijazahan segera dihelat. Dengan berpakaian serba putih lengkap dengan sorban yang terkalung di leher, beliau memulai ijazahan 4 kitab dengan wajah penuh suka cita.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Hari ini saya akan mengijazahkan 4 kitab, yang pertama ijazah Hadist Musasal Awwaliyah, karena setiap rowinya mengatakan ini adalah awal Hadist, kemudian yang kedua kitab Arba’in Nawawiyah, lalu ijazah sanad Fiqih Imam Syafi’i dan ijazah Musasal Bi Talqin Dzikir,” jelasnya.

Ketika acara berlangsung, terlihat banyak santri yang duduk tenang memegang dan memperhatikan lembaran-lembaran ijazahan Hadist, serta tak sedikit pula yang hanyak duduk saja tanpa memperhatikan lembar ijazah.

Di tengah berlangsungnya acara ketika sampai pada ijazahan kitab Arba’in Nawawiyah, tiba tiba Tuan Guru Wildan memberikan wejangan fadilah bagi siapa yang menghafalkan dan mengamalkan Hadist Arba’in Nawawiyah. Dengan ramah dan tutur kata yang lembut Tuan guru Wildan menguraikan.

“Menjadi alim di dunia sangatlah mudah, tapi apa di akhirat akan dikumpulkan oleh ulama? Belum tahu. Nah ini nabi kita sudah menjamin, barang siapa yang menghafal hadist 40 (Arbain Nawawiyah), maka akan dikumpulkan dengan golongan ulama fuqoha,” dawuh keturunan ke-6 dari Datuk Kalampayan yang mana juga menjadi buyut dari Abah Guru Sekumpul.

Hal itu membuat hampir seluruh santri menjadi sangat khidmat mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari Tuan Guru Wildan. Hingga akhirnya sampailah pada ijazah kitab yang terkakhir yaitu kitab Hadis Musasal Bi Talqin Dzikir.

Beliau mengajak seluruh santri untuk mengikuti kaifiyah ijazahan kitab Hadis Musasal bi Talqin Dzikir. “Untuk ijazahan ini, nanti kita akan sama-sama membaca istighfar dan shalawat 3 kali dan dilanjut semuanya memejamkan mata. Lalu saya akan membacakan tahlil terlebih dahulu kemudian diulang dan ditirukan sambal tetap memejamkan mata,” ujar Beliau.

Sontak di awal ijazahan Hadis Musasal bi Talqin ini dimulai, gemuruh istighfar dan shalawat menggetarkan seisi ruangan. Suasana berubah menjadi semakin kudus. “Selanjutnya tetap memejamkan mata, dan tirukan, Laa ilaa ha illallahh Tuan Guru Wildan membacakan.

Mendengar itu, dengan sigap seluruh santri berebutan menirukan dengan suara yang terdengar begitu dinikmati. Seolah-olah benar-benar berasal dari hati dan disalurkan melalui perantara mulut. Bahkan juga terdengar beberapa santri yang sesenggukan meneteskan air mata penuh haru.

Tak lama kemudian, beliau memberikan ijazah kepada seluruh santri dan pengurus yang turut hadir dalam acara. “Ajaztukum, dawuh putra KH. Salman, guru sekaligus murid Abah guru sekumpul.

“Qobiltu Ijazah,” jawab seluruh hadirin yang turut mengikuti rangkaian kegiatan ijazahan dari awal hingga akhir dengan nada teramat ta’dzim.

Pewarta: Soni Fadjar A.