Fara Naila, siswi SMP Sains berfoto di halaman Pondok Pesantren Sains Tebuireng. (foto: tiara)

Tebuireng.online– Namanya Fara Naila Fitriah Rahmawati, remaja asal Blitar yang kini sudah menginjak usia 15 tahun. Di usianya yang masih belia itu, dia sudah sering mendapat juara mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat Jawa-Bali. Membanggakan bukan? Bagi dia mendapat juara seperti itu adalah anugrah dan bisa membanggakan kedua orang tuanya.

Fara terkenal sebagai murid yang aktif sejak di Sekolah Dasar (SD), Fara atau Farnay nama akrabnya, merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara, yang kini tengah menimba ilmu di Pondok Pesantren Sains Tebuireng Jombang. Cita-citanya menjadi seorang dokter lah yang ia jadikan motivasi masuk ke SMP Sains Jombok, karena bagi dia jika jadi dokter maka harus suka pelajaran IPA.

“Bagi saya, saat saya bercita-cita menjadi dokter yang kelak akan membedah seseorang saya harus belajar dari sekarang mangkanya saya suka pelajaran IPA apalagi biologi.”

Remaja yang tumbuh di Blitar ini dulunya tidak menyukai pelajaran IPA, baginya IPA itu hal yang sulit, mangkanya dari bangku SD ia lebih berminat untuk belajar public speaking dan pidato. Tapi minatnya itu tiba-tiba tergantikan karena saat kelas 5 SD ia diikutkan oleh gurunya dalam lomba akademik, setelah dicoba dan mendapat juara ia berpikir, “kok ternyata asik juga ya belajar IPA,” ditambah lagi orang tua Fara mendukung minatnya yang menjadikan itu sebuah semangat buat dia.

Pencapaian Fara selama ikut lomba akademik ditingkat SD adalah mulai dari tingkat kecamatan, yakni OSN tingkat kecamatan, OSN kabupaten, dan disaat tingkat kabupaten ia sangat tekun belajar hingga berhasil mendapat juara 4. Bagi dia itu adalah pencapaian yang sangat memuaskan saat itu sebelum adanya pengumuman lanjutan bahwa akan diambil pemenang dari setiap kabupaten yang mengikuti lomba tadi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari pihak kabupaten dulu hanya memiliih 3 pemenang saja yakni 1 2 3, sedangkan dia juara 4, disitu ia mulai merasakan penyesalan, dan sadar merasa cukup akan pencapaian yang menurutnya bagus adalah salah, tapi itu sudah lewat, jadi ia hanya bisa menguatkan hati dan berkata dalam hati kalo itu bukan rejeki, “oke kita coba lagi nanti, jangan menyerah lagi, Ra.” Ucap Fara dalam hati waktu itu.

Satu tahun setelah kelas 5, puncak kelulusan masa SD, Fara dari SDI Lukmanul Hakim Blitar. Fara mendapat kabar dari kedua orang tuanya mengenai pondok yang akan ia tempati untuk menimba ilmu, muncullah Pondok Pesantren Sains Jombok, setelah mendengar nama itu Fara mencari informasinya melalui google, dan membaca profil pondoknya, kemudian didalam hati Fara ia merasa cocok karna ini adalah pondok Sains yang dimana di dalam pondoknya juga mengajarkan sains, hal yang ia senangi.

“Wih ternyata ada Sains-nya juga, cocok nih mumpung aku juga minat sama IPA,” batinnya waktu itu dihadapan layar laptop.

Berkat hobinya membaca, dan pengetahuan yang luas, disaat ia masuk ke jenjang SMP Fara mendapat juara 1 pararel se SMP Sains. Orang tua Fara sebenarnya lebih suka melihat Fara mendalami bidang Sains, tapi hal itu tidak bersifat memaksa, oleh karena itu Fara jadi merasa tidak tertekan dalam belajar.

Mendengar hal itu, Fara jadi rajin untuk belajar, hingga ia mendapat Juara 1 KSM IPA Kabupaten, Juara Harapan 2 KSM IPA Provinsi, Juara 2 ICECO Se Jawa – Bali, prestasi itu yang menurut ia adalah pencapaian yang sangat membanggakan, meski diawal ia pernah merasakan kesulitan belajar tapi semua ia lalui tanpa rasa malas, sampai di mana ia menemukan cara untuk mempermudah proses pengerjaan soal soal lomba.

Padatnya jam sekolah tak membuat ia lelah untuk belajar, meski mata sudah ngantuk, badan sudah lelah, ia harus konsisten membuka buku pelajaran saat selesai ngaji, meski tidak semua dibaca tapi bagi dia, “yang penting kita sudah usaha membaca buku pelajaran meskipun nggak keseluruhan, paling nggak buku yang berhubungan dengan soal yang akan dilombakan,” ungkapnya.

Tapi jangan salah, ditengah padatnya jadwal sekolah, pihak sekolah memiliki hak istimewa bagi yang akan mengikuti lomba, seperti Fara, ia akan dikasih waktu dijam 1 sampai 4 pelajaran untuk belajar sendiri khusus menggunakan laptop, disitu ia belajar menulis rumus, menghafal rumus, dan mengerjakan contoh soal. Bagi dia supaya bisa konsisten mendapat juara, hal yang perlu dilakukan hanya belajar secara teratur, agar mudah paham akan soal yang akan diberikan.

Gadis yang hobi masak ini, tahun depan akan meneruskan sekolahnya di SMA Sains Jombok, karna sudah cocok dengan minatnya, orang tua juga selalu mendukung dan yang paling penting bagi fara agamanya sudah terjamin.

Dari semua cerita Fara, ia berpesan buat kita semua bahwa jangan gampang nyerah dengan usaha kita karna usaha tidak akan mengkhianati hasil, dan yang paling penting jika ingin bisa menjadi juara, belajarlah yang ulet jangan malas.

Pewarta: Albii (mahasiswa Unhasy)