Foto: Gunniyatul Karimah

وَأَمَّا الأَرْبَعَةُ الَّتِي يَنْبَغِي لَكَ أَنْ تَفْعَلَهَا: (فَالأَوَّلُ) أَنْ تَجْعَلَ مُعَامَلَتَكَ مَعَ اللهِ تَعَالَى بِحَيْثُ لَوْ عَامَلَ مَعَكَ بِهَا عَبْدُكَ تَرْضَى بِهَا مِنْهُ وَلَايَضِيْقُ خَاطِرُكَ عَلَيْهِ وَلَاتَغْضَبُ، وَالَّذِي لَاتَرْضَى لِنَفْسِكَ مِنْ عَبْدِكَ المَجَازِيِّ فَلَاتَرْضَى أَيْضًا ِللهِ تَعَالَى وَهُوَ سَيِّدُكَ الحَقِيْقِيُّ

Adapaun empat perkara yang seyogianya kamu lakukan adalah: Pertama, jadikan hubunganmu bersama Allah SWT seperti apabila hambamu berhubungan denganmu. Kamu rida pada hambamu sebab hubunganmu dengannya. Hatimu tidak bosan dan tidak marah dengannya. Sesuatu yang dirimu tidak rida dari hamba majazimu (bukan hamba sebenarnya), maka Allah Taala juga tidak rida. Dia adalah Tuanmu yang sesungguhnya.

وَالثَّانِي) كُلَّمَا عَمِلْتَ بِالنَّاسِ اِجْعَلْهُ كَمَا تَرْضَى لِنَفْسِكَ مِنْهُمْ لِأَنَّهُ لَايَكْمُلُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يُحِبَّ لِسَائِرِ النَّاسِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Kedua, setiap kali kamu berinteraksi dengan manusia, jadikan hubunganmu dengan mereka seperti yang kamu ridai terhadap dirimu sendiri. Sebab iman seorang hamba belum sempurna hingga ia menginginkan untuk seluruh manusia seperti keinginannya untuk dirinya sendiri.

وَالثَّالِثُ) إِذَا قَرَأْتَ العِلْمَ أَوْ طَالَعْتَهُ يَنْبَغِي أَنْ يَكُوْنَ عِلْمُكَ يُصْلِحُ قَلْبَكَ وَيُزَكِّي نَفْسَكَ، كَمَا لَوْ عَلِمْتَ أَنَّ عُمُرَكَ مَا يَبْقَى غَيْرَ أُسْبُوْعٍ، فَبِالضَّرُوْرَةِ لَاتَشْتَغِلُ فِيْهَا بِعِلْمِ الفِقْهِ وَالأَخْلَاقِ وَالأُصُوْلِ وَالكَلَامِ وَأَمْثَالِهَا، لِأَنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذِهِ العُلُوْمَ لَاتُغْنِيْكَ. بَلْ تَشْتَغِلُ بِمُرَاقَبَةِ القَلْبِ وَمَعْرِفَةِ صِفَاتِ النَّفْسِ وَالإِعْرَاضِ عَنْ عَلَائِقِ الدُّنْيَا وَتُزَكِّي نَفْسَكَ عَنِ الأَخْلَاقِ الذَّمِيْمَةِ وَتَشْتَغِلُ بِمَحَبَّةِ اللهِ تَعَالَى وَعِبَادَتِهِ وَالِإتِّصَافِ بِالأَوْصَافِ الحَسَنَةِ، وَلَايَمُرُّ عَلَى عَبْدٍ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ إِلَّا يُمْكِنُ أَنْ يَكُوْنَ مَوْتُهُ فِيْهِ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ketiga, apabila kamu membaca atau mempelajari ilmu, seyogianya ilmumu memperbaiki hatimu dan menyucikan jiwamu. Seperti apabila kamu mengetahui bahwa umurmu tersisa kurang dari seminggu. Maka pasti kamu tidak akan menghabiskannya dengan mempelajari ilmu fikih, akhlak, ushul, teologi, dan semisalnya karena kamu mengerti bahwa ilmu-ilmu ini tidak akan mencukupimu. Akan tetapi kamu akan menghabiskannya dengan mendekatkan hati (muraqabah) dan mengetahui sifat-sifat jiwamu, serta berpaling dari keterikatan dunia. Kamu akan menyucikan jiwamu dari akhlak tercela, dan menyibukkan diri dengan cinta kepada Allah Taala, beribadah, dan memperlengkapi dengan sifat-sifat yang bagus. Tiada hari dan malam yang berlalu atas seorang hamba kecuali kematian menjadi niscaya di dalamnya.

-o0o-

أَيُّهَا الوَلَدُ، إِسْمَعْ مِنِّي كَلَامًا آخَرَ وَتَفَكَّرْ فِيْهِ حَتَّى تَجِدَ خَلَاصًا: لَوْ أَنَّكَ أُخْبِرْتَ أَنَّ السُّلْطَانَ بَعْدَ أُسْبُوْعٍ يَجِيْئُكَ زَائِرًا، فَأَنَا أَعْلَمُ أَنَّكَ فِي تِلْكَ المُدَّةِ لَاتَشْتَغِلُ إِلَّا بِإِصْلَاحِ مَاعَلِمْتَ أَنَّ نَظْرَ السُّلْطَانِ سَيَقَعُ عَلَيْهِ مِنَ الثِّيَابِ وَالبَدَنِ وَالدَّارِ وَالفِرَاشِ وَغَيْرِهَا، وَالآنَ تَفَكَّرْ إِلَى مَاأَشَرْتُ بِهِ فَإِنَّكَ فَهِمٌ، وَالكَلَامُ الفَرْدُ يَكْفِي الكَيِّسَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: إِنَّ اللهَ لَايَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَا إِلَى أَعْمَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَنِيَاتِكُمْ. وَإِنْ أَرَدْتَ عِلْمَ أَحْوَالِ القَلْبِ فَانْظُرْ إِلَى الإِحْيَاءِ وَغَيْرِهِ مِنْ مُصَنَّفَاتِي. وَهَذَا العِلْمُ فَرْضُ عَيْنٍ، وَغَيْرُهُ فَرْضُ كِفَايَةٍ، إِلَّا مِقْدَارَ مَايُؤَدَّى بِهِ فَرَائِضُ اللهِ تَعَالَى، وَهُوَ يُوَفِّقُكَ حَتَّى تُحَصِّلَهُ

Wahai santriku, dengarkan nasihatku yang lain, dan renungkan sehingga kamu bisa menyimpulkan: apabila kamu dikabari bahwa sultan akan mengunjungimu seminggu mendatang, maka aku tahu bahwa kamu hanya akan sibuk mempersiapkan sambutannya sepengetahuanmu dalam durasi waktu itu. Bahwa perhatian sultan akan tertuju pada pakaian, jasmani, rumah, tempat tidur, dan semisalnya.

Sekarang, renungkan apa yang aku sarankan karena kamu adalah orang yang cerdas. Satu ungkapan kata cukup bagi orang yang pandai. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat perangaimu, tidak juga pada perbuatanmu, akan tetapi Dia melihat hatimu dan niatmu.” Apabila kamu menginginkan ilmu spiritual (‘ilmu al-ahwal), maka lihatlah Ihya’ atau karya-karyaku yang lain. Ilmu ini adalah fardu ain, selainnya adalah fardu kifayah, kecuali beberapa ilmu yang dibutuhkan untuk mengerjakan perintah fardu Allah SWT. Dia akan memberimu taufik (pertolongan) untuk memperolehnya.

وَالرَّابِعُ) أَلَّا تَجْمَعَ مِنَ الدُّنْيَا أَكْثَرَ مِنْ كِفَايَةِ سَنَةٍ، كَمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ يُعِدُّ ذَلِكَ لِبَعْضِ حُجُرَاتِهِ وَقَالَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْ قُوْتَ آلِ مُحَمَّدٍ كَفَافًا. وَلَمْ يَكُنْ يُعِدُّ ذَلِكَ لِكُلِّ حُجُرَاتِهِ بَلْ كَانَ يُعِدُّهُ لِمَنْ عَلِمَ أَنَّ فِي قَلْبِهَا ضَعْفًا. وَأَمَّا مَنْ كَانَتْ صَاحِبَةَ يَقِيْنٍ فَمَا كَانَ يُعِدُّ لَهَا أَكْثَرَ مِنْ قُوْتِ يَوْمٍ أَوْ نِصْفٍ

Keempat, janganlah mengumpulkan dunia melebihi kecukupanmu selama setahun. Seperti halnya Rasulullah SAW menyiapkan kebutuhan dunia untuk sebagian istri-istrinya. Beliau bersabda: “Ya Allah, jadikanlah bahan pokok keluarga Muhammad ini mencukupinya.” Nabi SAW tidak menyediakan bahan pokok tersebut untuk setiap istri-istrinya, akan tetapi menyiapkan untuk istrinya yang hatinya masih lemah. Adapun untuk istri yang kuat keyakinannya, beliau menyediakan baginya bahan pokok untuk sehari atau setengah hari.

-o0o-


*Diterjemahkan oleh Yayan Mustofa dari Kitab Ayuhal Walad, sebuah risalah balasan Imam Abu Hamid al-Ghazali kepada seorang muridnya yang bertanya tentang permasalahannya.