SAATNYA SANTRINYA MENEBAR ILMUNYA

Tak semua ulama besar terdahulu menuliskan sendiri ilmunya yang kemudian kita mewarisinya melalui berbagai bagai karya dalam bentuk kitab yang bisa dibaca hingga kini. Tak sedikit pula, justru peran murid-muridnya begitu besar dalam mencatat dan menuliskannya. Kaum sunni tak bakalan bisa menikmati lezatnya ilmunya Imam Syafi’i tanpa tanpa peran besar yang telah dimainkan oleh murid-muridnya seperti di antaranya Yusuf ibn Yahya al–Buwaithi, Ibrahim Isma’il ibn Yahya al-Muzaini dan Imran al–Raji’ ibn Sulaiman al–Marawi.

Kaum sunni, lebih lebih kalangan penganut Imam Syafi’i tak mungkin mengenal puncak karya ijtihad Imam Syafi’i al-Um atau magnum opus-nya Imam Syafi’i, jika tak ada murid murid setia beliau. Termasuk, ar-Risalah–yang menurut Ahmad Muhamad ibn Syakir sebelumnya cuma disebut kitab–penamaannya merujuk kepada bahwa ar-Risalah buah dari surat menyurat Imam Syafi’i dengan Abdurrahman ibn Mahdi di Makkah al-Mukarramah.

Gus Dur-pun, di penghujung usinya, beliau banyak mendiktekan pemikirannya kepada santrinya yang kemudian dikirim ke media cetak dan selanjutnya diterbitkan dalam bentuk bunga rampai. Nah, kita mempunyai tradisi guru mendikte dan murid menulisnya. Juga, kita memiliki budaya mengumpulkan berbagai tulisan guru yang terserak di mana mana dikumpulkan dan disunting, dan kelak jadilah buku yang laris manis diburu dan dibaca. Pun, rekaman taushiyah atau ceramah ceramah guru oleh muridnya ditranskrip ke dalam bentuk bahasa dan berikutnya diterbitkan.

Bagaimana tautannya dengan Yai Ka’ ? Saya tengah mencoba mengumpulkan serpihan serpihan memori selama 6 tahun dekat dengan Yai Ka’ dan berikut merakitnya dalam tulisan pendek dengan memungut sisi sisi tertentu yang secara subyektif saya anggap layak disuguhkan, tentu dengan harapan “nguri-nguri”, mengais keteladanan dan menebarkan kebaikan beliau. Sebagai santri, inipun cetusan terima kasih atas transmisi ilmu dan sekaligus penyaksi beliau sosok tak terhitung amal kebaikannya. Yang lainnya ? Khabarnya, dalam waktu tak terlalu bakal naik cetak “warisan ilmu Yai Ka” yang dipungut lewat taushiyah atau ceramah beliau diberbagai kesempan. Yang lain lagi ? Ditunggu dan bisa segera menyusul.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

(Catatan:  H. Cholidy Ibhar santri Tebuireng angkatan 1970-1980. Kini menjadi Dosen di IAINU dan Direktur Local Govermen Reseach dan Consulting, tinggal di Kebumen Jawa Tengah)