Tebuireng.online– Umat Islam Indonesia khususnya warga Nahdliyin sedang berduka. Lebih-lebih Indonesia kehilangan sosok panutan bangsa. Kiai sepuh yang juga mantan Menteri Agama Era Presiden Gus Dur, KH Muhammad Tholchah Hasan wafat pukul 14.30 beberapa saat lalu (29/5/2019). Almarhum meninggal di RSSA Malang setelah sempat dirawat hampir sebulan.

Kabar duka itu datang dari salah satu putra almarhum, Gus Ghanif seperti dilansir Dari timesindonesia.co.Id. “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Mohon dimaafkan bapak,” ucap Gus Ghanif via pesan pendek.

Kiai Tholchah meninggal bertepatan dengan 24 Ramadan 1440H dan akan dimakamkan esok hari (30/05/2019) di Malang. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai tokoh, salah satunya dari Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.

“Keluarga besar Pesantren Tebuireng dan Universitas Hasyim Asy’ari Menyampaiakn duka cita yang mendalam atas wafatya almaghfurlah Prof. Dr. KH. Tholchah Hasan. Semoga Allah mengampuni semua dosa dan menerima semua amal ibadahnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasan dari Allah Swt.,” ungkap cucu Pendiri NU, Hadratussyaikh KH. M. hasyim Asy’ari tersebut.

Gus Sholah juga menungkapkan sosok kiai yang juga salah satu penggagas ide Nahdlatul Ulama (NU) kembali ke Khittah 1926. “Beliau kiai yang bertangan dingin memegang macam-macam kegiatan berhasil, sekolah sabillah, UNISMA, dan lain-lain,” ungkap tokoh sepuh NU itu. Gus Sholah juga menyebut Kiai Tholchah merupakan pribadi yang tekun, sangat dihormati orang. “Boleh dibilang beliau tempat orang bertanya di Malang. Sesepuh Malang,” tambah putra mantan Menteri Agama RI, KH. A. Wahid Hasyim itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kiai 76 tahun itu juga menganggap kepergian Kiai Tholchah merupakan kehilangan besar bagi umat Islam dan Bangsa Indonesia. “Kita sangat kehilangan betul. Pemikiranya baik, santrinya KH. Idris. Keilmuanya mumpuni. Tidak semua orang diterima sama Kiai Idris. Jadi sanad keilmuanya jelas, keilmuanya sendiri juga sangat mumpuni,” jelasnya lagi.

Sebagai tokoh NU, lanjut Gus Sholah, KH. Tholchah Hasan juga memiliki jejak langkah yang sangat terasa. Ia pernah menjadi wakil Rois Am PBNU. Saat menjadi menteri, ia mendirikan Direktorat Pendidikan Pondok Pesantren dan Seksi Pekapontren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) yang sekarang menjadi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Pdpontren).

Seperti yang diketahui, Kiai Tholchah merupakan alumnus Pesantren Tebuireng era 1950-an. Hingga sekarang, kiai 81 tahun itu masih mengabdikan dirinya di Pesantren Tebuireng sebagai Dewan Pembina di Yayasan Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) dan Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari.


Pewarta: Aros

Publisher: MSA