Oleh: Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Setiap mukallaf wajib taat kepada Nabi SAW. Ketaatan kepada Nabi SAW merupakan konsekuensi iman kepada beliau dan konsekuensi keyakinan yang mempercayai apa yang dibawa oleh beliau dari Tuhannya (Allah SWT). Karena beliau SAW tidaklah memerintahkan atau melarang sesuatu melainkan dengan izin Tuhannya. Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّه

Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah”.[1]

Adapun makna taat kepada Nabi SAW adalah melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Allah Ta’ala berfirman :

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)”[2].

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُون

Dan taatlah kamu kepada Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat”.[3]

Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

Katakanlah (Muhammad): “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”[4]

Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.[5]

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah yang sebaik-baik teman”.[6]

Allah Ta’ala berfirman :

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”.[7]

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَاب

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.[8]

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَطَاعَنِى فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيْرِى فَقَدْ أَطَاعَنِى وَمَنْ عَصَى أَمِيْرِى فَقَدْ عَصَانِى

Barangsiapa taat pada saya, maka dia telah taat pada Allah, barangsiapa durhaka pada saya, maka dia telah durhaka kepada Allah, barangsiapa taat pada amirku, maka dia telah taat pada saya, dan barangsiapa durhaka pada amirku, maka dia telah durhaka pada saya”. [9]

Rasulullah SAW bersabda :

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَـْئٍ  فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِشَـْئٍ فَأْ تُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُم

Apa saja yang saya larang padamu, maka jauhilah. Dan apa saja yang saya perintahkan padamu, maka lakukanlah semampumu”. [10]

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW bersabda :

كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى . قَالُوْا:  وَمَنْ أَبَى ؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ اْلجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى

Semua umatku masuk surga kecuali yang membangkang”. Para sahabat bertanya, ‘Dan siapakah yang membangkang’. Jawab beliau SAW, ‘Orang yang taat pada saya, maka dia akan masuk surga, dan orang yang durhaka pada saya, maka dia telah membangkang”. [11]

Allah Ta’ala telah menjadikan ketaatan pada Rasul-Nya sebagai ketaatan kepada diri-Nya, dan menyamakan ketaatan pada Rasul-Nya sama dengan taat pada diri-Nya. Allah juga menjanjikan pahala yang besar bagi yang melaksanakan hal itu, dan mengancam dengan siksaan yang buruk bagi yang mengingkarinya, serta mewajibkan untuk melaksanakan perintah Rasul-Nya dan menjauhi larangan Rasul-Nya.

Para Imam, rahimahumullah ta’ala, berkata :

Taat pada Rasulullah SAW itu dengan selalu menetapi sunnahnya, dan menerima apa yang dibawa dari Tuhannya”.

Allah Ta’ala telah menceritakan keadaan orang-orang kafir di saat mereka menyesali dirinya karena tidak taat pada Allah dan Rasul-Nya. Pada hari itu wajah mereka dibolak-balikkan di dasar neraka Jahannam. Mereka mengatakan: “Alangkah baiknya sekiranya saya dahulu taat pada Allah dan taat pada Rasul-Nya.” Mereka ingin sekali taat pada Rasulullah SAW di saat tidak ada gunanya keinginan itu. [12]


[1]  An Nisa’ ayat 64.

[2] Al Anfal ayat 20.

[3] Ali Imran ayat 132.

[4]  An Nur ayat 54.

[5]  An Nisa’ ayat 80.

[6]  An Nisa’ ayat 69.

[7] An Nur ayat 63.

[8] Al Hasyer ayat 7.

[9]Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

[10] Idem

[11] Hadis riwayat Imam Bukhari.

[12] ( Lihat Al Mausu’at Al Fiqhiyah, jilid 2, halaman 10238)


*Diterjemahkan oleh Ustadz Zainur Ridlo, M.Pd.I. dari kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari