Negara ini dulu dikenal dengan negara Birma atau Burma. Pada masa pemerintahan Jenderal Ne Win, secara resmi beliau mengganti nama negara ini dari Burma menjadi Myanmar tanggal 18 Juni 1989, dan ibukotanya dari Rangoon menjadi Yangon. Pengaggantian nama ini bertujuan agar etnis non-Burma merasa menjadi bagian dari Negara ini. Tanggal 7 November 2005, pemerintah membangun ibukota baru yang bernama Naypyidaw. Lalu ibukotanya berpindah ke kota baru ini.

Pasa abad ke 7 Islam telah disebarkan di sekitar pantai benua kecil India, lalu pedagang Islam tersebut mulai menyebarkan Islam di Myanmar. Mayoritas mereka berasal dari etnis Arab, Persia, dan India. Pelaut- pelaut ini masuk ke wilayah Burma sekitar abad ke-9 M. Mereka berdagang di sekitar pantai Arakan dan hilir Burma (Myanmar). Pedagang- pedagang Islam tersebut ada yang siggah untuk wasktu yang sebentar, ada juga yang menetap di sana dan akhirnya menikah dengan penduduk seetenpat yang beragama Budha, sehimgga terbentuklah komunitas- komunitas muslim seperti yang tertulis dalam tulisan-tulisan pelaut (pengembara) Arab dan Persia pada masa itu. Orang- orang keturunan Islam ini dikenak sebagai Pathee atau Pathi . Pathi sebuah nama yang dipercayai berasal dari Persia. Muslim China disebut Panthay. Perkawinan campuran ini telah menyebabkan tersebarnya agama Islam di sekitar kota-kota pelabuhan di Burma (Myanmar) terutama setelah abad ke-10 M.

Seperti negara- negara di sekitarnya, Myanmar mempunyai persoalan yang sama mengenai keragaman etnisitas dan religiusitas di wilayahnya. Kaum minoritas menjadi bagian yang terpinggirkan oleh kebijakan negara yang lebih berpihak kepada kelompok etnis dan keagamaan mayoritas. Tak terkecuali nasib umat Islam di tengah mayoritas umat Buddha. Di bagian utara Myanmar, banyak penduduk perkampungan tercatat sebagai penduduk muslim, dengan jumlah orang-orang Islam yang lebih banyak penduduk lokal Burma.

Umat Islam di Myanmar saat ini dari keturunan Arab, Persia, Turki, Moor, Pakistan dan Melayu. Ada juga etnis Rakhin dan Shan. Pada saat penjajahan Britania Raya, banyak umat muslim India yang bermigrasi ke Myanmar. Populasi umat Islam semakin menurun ketika diaadakan perjanjian India-Myanmar pada tahun 1941.

Penduduk Muslim Rohingya merupakan mayoritas penduduk Arakan, dengan jumlah sekitar 90%. Arakan sendiri merupakan Negara bagian yang berukuran 14.200 mil persegi di Barat Myanmar. Saat ini dihuni sekitar lima juta penduduk yang terdiri dari dua etnis yaitu Rohingya yang beragama Islam dan Rakhine yang beragama Budha. Selama 45 tahun Burma (Myanmar) merdeka, jumlah etnis Rohingya terus berusaha dikurangi, mulai dari pengusiran hingga pembunuhan, sampai saat ini masih tersisa sedikit umat Islam Rohingya di selatan Arakan sedangkan di bagian utara Rohingya masih menjadi mayoritas. Etnis Rohingya kehilangan haknya, bahkan wilayahnya (Arakan) diserahkan kepada etnis Rakhin yang beragama Buddha, walaupun populasinya kurang dari 10% penduduk Arakan. Para etnis Rohingya terusir ke beberapa negara seperti Thailand, Myanmar, Srilangka bahkan ada sebagian dari kelompok mereka yang terdampar di Aceh (Indonesia) sebagai kelompok pengungsi dan manusia perahu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Disarikan dari berbagai sumber