Oleh: Devi Yuliana*

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata disiplin diartikan sebagai tata tertib, ketaatan, dan bidang study yang memiliki objek, system dan metode tertentu. Menurut Wikipedia sendiri, disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya. Secara etimologi disiplin berasal dari Bahasa Latin “disibel” yang berarti pengikut. Seiring perkembangan zaman, kata disable tersebut bertransformasi menjadi kata “disipline” yang berarti kepatuhan.

Hampir setiap manusia bersinggungan dengan kegiatan yang mewajibkan mereka untuk berdisiplin dalam kesehariannya. Misalnya saja ketika kita dituntut untuk selalu datang ke sekolah tepat pada waktunya. Mengerjakan tugas sebelum deadline. Dalam dunia kerja pun tak lepas dari kedisiplinan. Itulah mengapa rasa disiplin sangat wajib diterapkan bagi setiap orang. Jika seorang tersebut tidak memiliki rasa disiplin yang tinggi, maka ia akan terbiasa memiliki sifat menunda-nunda. Hal ini akan semakin terasa buruk apabila dari menunda-nunda tersebut berakibat pada menumpuknya beberapa pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut akan semakin berat untuk dikerjakan.

Islam sendiri telah mengajarkan kedisiplinan dalam setiap hal dan keadaam. Hal ini telah tergambarkan dalam perintah-perintah agama yang bersumber dari Al-Quran maupun Hadis. Seperti contohnya ialah ibadah shalat. Dalam shalat sendiri telah ditetapkan ketentuan-ketentuan yang berisi bagaimana tata cara shalat, kapan dilaksanakan shalat tersebut, jumlah rakaatnya. Sehingga seorang muslim tidak boleh berbuat seenaknya dalam melaksanakan shalat.

Menurut penjelasan Prof Quraish Shihab, disiplin itu berkaitan dengan ketaatan, yakni mengikuti system yang mewajibkan seseorang untuk melakukan sesuatu, baik yang mewajibkan itu pihak lain yang berwenang maupun yang mewajibkan diri sendiri. Adapun contoh disiplin terhadap diri sendiri ialah disiplin bangun jam sekian, ke kantor jam sekian dan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan diri sendiri.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu, disiplin tidak berhubungan dengan menyukai sebuah hal ataupun tidak menyukainya. Semisal kita disurruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau PR oleh guru kita. Kita tidak bisa menolak mengerjakan PR tersebut dengan alasan tidak suka. Suka tidak suka tetap wajib dikerjakan, itulah disiplin.

Salah satu bentuk disiplin ialah disiplin terhadap waktu. Disiplin ini mengajarkan agar kita selalu mengerjakan suatu hal pada waktunya. Jangan memulainya sebelum waktunya apalagi ketika waktunya telah berakhir. Mislanya saja kita diperintahkan untuk melaksanakan shalat zuhur ketika tergelincirnya matahari hingga bayangan suatu benda melebihi panjang benda tersebut. Jangan memulai shalat zuhur di pagi hari, apalagi melaksnakannya saat terbenam matahari.

Contoh yang lain ialah dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Kita harus mengerjakannya sesuai dengan waktunya. Jangan mengerjakannya di Bulan Muharram. Karena hal tersebut berarti kita tidak disiplin terhadap ibadah. Bukannya mendapat pahala kita justru akan berakhir sia-sia jika kita berniat puasa Ramadan di bulan Muharram.

Oleh karena itu, rasa disiplin sangat penting diterapkan kepada setiap tingkatan umur seseorang. Supaya ke depannya nanti hidup kita akan menjadi semakin teratur. Dengan disiplin kita juga akan membiasakan diri kita untuk tidak mengikuti hawa nafsu kita. Memang akan terasa sulit di awal. Tapi seiring berjalannya waktu, kedisiplinan dalam hal yang kecil saja bisa berakhir pada perubahan yang besar suatu hari nanti.

Ingat, mulailah dengan satu langkah kecil kedisiplinan setiap hari. Seperti misalnya ialah disiplin membaca buku selama 5 menit perhari. Jadikan hal tersebut sebagai kebiasaan. Setelah terbiasa, mulailah dengan langkah-langkah selanjutnya. Maka kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari