KH. Abdul Hakim Mahfudz saat menyampaikan sambutan di National Symposium On Youth Spirit: Ushering Indonesian Golden Era 2045” oleh FISIP UNAIR 2022, yang diadakan oleh BEM Fisip Unair di Aula Soetandyo Fisip Unair Surabaya, Jum’at lalu (11/11/2022).

Tebuireng.online KH. Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pesantren Tebuireng mengungkapkan bahwa para ulama pesantren tidak hanya dikenal memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia, tetapi sosok para ulama pesantren dikenal pula sebagai pejuang pemberani. Hal itu beliau sampaikan dalam National Symposium On Youth Spirit: Ushering Indonesian Golden Era 2045” oleh FISIP UNAIR 2022, yang diadakan oleh BEM Fisip Unair di Aula Soetandyo Fisip Unair Surabaya, Jum’at lalu (11/11/2022).

Beliau mengatakan, pertempuran pada 10 November di Kota Surabaya yang hari ini kita kenal sebagai “Hari Pahlawan” tidak terjadi begitu saja. Terdapat proses panjang dan persiapan matang yang mendahuluinya. “Sebelum terjadinya pertempuran 10 November, terdapat sebuah persiapan yang dilakukan oleh KH. M. Hasyim Asy’ari yakni berupa fatwa Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945,” tutur beliau.

Menurut beliau, ada proses panjang dari Resolusi Jihad yang difatwakan oleh KH. M. Hasyim Asy’ari hingga pada pertempuran 10 November. “Pada 21-22 Oktober 1945, PBNU mengadakan rapat pleno di Surabaya dan mengeluarkan sikap serta menyerukan dua hal, yakni Fatwa Jihad untuk masyarakat dan Fatwa Jihad Resolusi Jihad untuk pemerintah. Maka pada tanggal 27 sampai 30 Oktober melutuslah pertempuran selama empat hari antar masyarakat Surabaya dengan sekutu, yang mana saat itu, Jendral Mallaby tewas. Lalu pada tanggal 31 Oktobernya, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan pembunuh Mallaby. Hingga pecahlah peperangan pada 10 November tersebut yang menghabiskan waktu 100 hari lamanya,” ujar beliau.

Sebagai refleksi bagi pejuang dan pemuda di masa kini, putra KH Mahfudz Anwar ini menyebut, ada dua hal yang melekat pada sosok KH. M. Hasyim Asy’ari sebagai kunci keberhasilan Resolusi Jihad dan dapat menjadi teladan kepada generasi selanjutnya, yakni kematangan ilmu dan memperjuangkan ukhuwah islamiyah.

“Perdalami ilmu secara maksimal sesuai dengan bidang masing-masing , jalin kolaborasi dengan aneka ahli ilmu di berbagai bidang serta menjaga persaudaraan sesama warga Indonesia dan aktif menyuarakan perasatuan dan menolak perpecahan,” pungkas beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pewarta: Dimas