Oleh: Ustadz Zaenal Karomi

Assalamu’alaikum waramatullah wabarakatuh

Dikatakan bahwa seorang yang sakaratul maut akan merasakan kehausan yang luar biasa. Hal demikian tak lain karena dampak dari sakitnya akan dicabut nyawa. Apakah pada saat tersebut disunahkan memberi minuman pada orang yang sakaratul maut? Mohon penjelasannya

Hamba Allah, Jombang

Wa’alaikumsalam waramatullah wabarakatuh

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Terima kasih kepada penanya yang budiman. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan anugerah kepada kita dalam menjalankan perintahNya. Amiin yaa rabbal ‘alamiin. adapun jawabannya sebagai berikut:

Setiap insan pasti akan mengalami kematian. Kedatangannya tidak dapat dideteksi oleh siapapun dan kapanpun. Oleh karena itu, seorang muslim selalu dianjurkan agar senantiasa mengingat-ingat datangnya ajal yang setiap saat mengintainya serta mempersiapkan diri sebaik-baiknya menyambut kematian dengan bekal yang cukup yaitu amal shaleh. Dalam prosesi kematian seorang mengalami beberapa tahap, yakni sakit, syakaratul maut, dan hembusan nafas terakhir.

Dalam merawat orang yang ketika mendekati ajal (sakaratul maut) ada beberapa hal yang disunahkan, yakni memberi minuman pada orang tersebut. sebagaimana keterangan dalam kitab Bughyatul Murtasyidin juz 1 halaman 191 di bawah ini:

ويجرع الماء ندباً بل وجوباً إن ظهرت أمارات تدل على احتياجه ، كأن يهشّ إذا فعل به ذلك ، لأن العطش يغلب لشدّة النزع ، ولذلك يأتي الشيطان بماء زلال ويقول : قل لا إله غيري حتى أسقيك اهـ تحفة.

“Sunah meneguk air (minuman), bahkan hukumnya wajib. Apabila nampak tanda-tanda yang menunjukkan membutuhkannya, seperti lemah saat melakukan sesuatu karena pada umumnya (akan merasakan) haus ketika dicabut nyawa. Oleh karenanya, kondisi ini syaitan akan datang (menawarkan) dengan membawa air berwarna putih telur. Dan ia (syaitan) berkata: “katakanlah, bahwa tiada tuhan selain aku, sehingga aku member minum kepadamu.”

Dengan demikian, memberi minuman kepada orang yang sakaratul maut disunahkan bahkan hukumnya wajib. Apabila ada tanda-tanda ia sangat membutuhkan, sebab pada waktu itu syetan menawarkan minum yang akan ditukar dengan keimanan. Lebih dari itu, orang yang merawat calon mayit ketika sakaratul maut juga dianjurkan untuk menghadapkan ke arah kiblat dengan cara direbahkan dengan posisi miring pada lambung sebelah kanan, jika posisi tersebut sulit dilakukan, maka dimiringkan ke kiri. Apabila posisi miring juga sulit, maka direbahkan terlentang dengan menghadap wajah dan telapak kakinya ke arah kiblat, dan posisi kepala agak ditinggikan dengan diberi semisal bantal atau penyangga lainnya.

Dianjurkan juga menuntun (mentalqin) dengan kalimat tauhid, yakni laa ilaaha illa Allah  dengan cara yang halus dan tanpa ada paksaan. Selain itu juga, disunahkan membaca surat Yaasin atau surat ar Ra’du, yang menurut pendapat sebagai wasilah mempermudah keluar ruh (membaca surat ar Ra’du).

Sekian jawaban dari tim redaksi kami. semoga bermanfaat dan bisa dipahami dengan baik. Wallahu’alam bisshowab

Wassalamu’alaikum wr wb.