sumber gambar: http://banjarmasin.tribunnews.com

Dilahirkan menjadi perempuan bukan berarti kehidupannya terbatas pada urusan domestik rumah tangga saja, perempuan pun berhak bermimpi dan merealisasikan mimpinya sesuai dengan passion yang ia miliki. Salah satunya yakni dengan menjadi enterpreneur di bidang fashion designer. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai bisnis ini, berikut akan kami paparkan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam bisnis fashion ala Ria Miranda (seorang perancang busana baju muslimah di Indonesia).

Menentukan Segmentasi Pasar

Dalam industri fashion ada beberapa segmentasi pasar, diantaranya adalah adibusana (haute couture), segmen busana siap pakai (ready-to-wear), dan segmen busana massal yaitu busana siap pakai yang diproduksi secara massal dan sudah menyebar secara global. Maka sebelum memulai bisnis tentukan dulu jenis segmentasi pasar yang diinginkan.

Menemukan Personality

Temukan personality, gaya busana, ciri khas, dan image yang ingin ditampilkan. Proses pencarian personality sebenarnya mudah, tetapi terkadang kita suka mencampuradukan antara personality dengan tren yang ada pada saat itu. Dengan mengetahui personality yang ingin diciptakan, kita jadi memiliki benang merah dan memudahkan dalam mendesain busana seterusnya. Hal ini akan membawa kita pada konsistensi yang jelas dalam setiap desain dan dampaknya bisa memengaruhi kekuatan brand positioning.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Memulai dengan Ide

Mulailah dengan ide dan inspirasi yang anda temukan. Untuk memunculkan inspirasi mulailah dengan bertanya pada diri sendiri, seperti konsep 5W+1H. Atau bisa juga dengan cara bertemu banyak orang dan berkomunikasi untuk mendapatkan inspirasi dan ide baru yang lebih kreatif. Untuk menjadi kreatif sebenarnya mudah, yaitu dengan mencoba hal baru setiap hari.

Menentukan Tujuan

Tentukan tujuan dari membuat busana tersebut, apakah sekedar ikut fashion show atau untuk produksi siap pakai dan dijual. Apakah kita mau membuat hal yang mainstream atau membuat sesuatu yang baru dan out of the box. Hal-hal yang orang lain belum kepikiran dan berani untuk membuatnya. Hal ini terkait dengan proses produksi, penentuan harga jual, dan proses marketing yang nantinya akan menentukan kemana kita akan melakukan promosi produk serta target market yang kita tuju.

Membuat Mood Pictures (Moodpic Inspiration)

Bentuk moodpic itu beragam, ada yang berbentuk kolase yang berisi kumpulan ide, gambar, atau sesuatu yang menunjukan bahwa ide busana yang akan dibuat terinspirasi dari kumpulan gambar tersebut. Moodpic harus memiliki benang merah dan kesatuan konsep tema koleksi ditempel menjadi satu. Moodpic biasanya terdiri atas siluet bentuk potongan busana, warna yang ingin ditampillan, dan inspirasi lainnya. Moodpic dibuat dengan tujuan agar kita memiliki pegangan dalam membuat desain sehingga tetap dalam konsep tema yang ditentukan. Selain itu, bertujuan agar orang memahami apa yang ingin kita sampaikan melalui koleksi busana tersebut.

Mencari Press Review

Press Review Merupakan referensi kumpulan busana dari berbagai fashion designer yang sudah mengeluarkan koleksinya. Beberapa orang menyebutnya juga dengan nama fashion collage. Dengan memperhatikan berbagai koleksi tren busana kita bisa melihat perkembangan tren, mengambil benang merah secara umum, dan membuat suatu ide baru dari tren yang ada. Dari situ kita bisa memilih gaya apa yang sesuai dan ingin kita kembangkan.

Membuat Sileut Busana

Sileut adalah Suatu bentuk yang ingin kita buat dari koleksi busana. Sileut itu penting untuk memudahkan kita dalam menentukan potongan busana yang akan dikembangkan dan dibuat. Melalui silet yang jelas maka orang akan mengetahui bahwa kita punya konsep dan benang merah yang sama pada satu koleksi.

Memilih Color Range/Pilihan Warna

Pada dasarnya sama dengan moodpic, tetapi color range ini fokus pada pilihan warna yang menjadi konsep dan tema yang kuat untuk mengangkat koleksi. Nantinya pemilihan warna bahan akan mengikuti dari color range yang sudah dibuat. Hal ini diperlukan agar desain kita lebih terarah.

Membuat Sketsa Figurine

Figurine adalah bentuk atau figur wanita atau pria yang proporsional sebagai dasar kita membuat kreasi busana. Belajar cara membuat bentuk orang yang proporsional ini cukup lama karena memang tidak mudah. Proses ini adalah saat kita menuangkan imajinasi ke dalam bentuk sktsa gambar busana. Gambar merupakan dasar bagi media komunikasi visual dari seorang Fashion Designer.

Menghasilkan Busana

Ini merupakan tahap akhir dari apa yang sudah kita rancang bisa benar-benar diwujudkan dalam bentuk busana siap pakai sesuai dengan gambar. Dalam mengembangkan bisnis ini, sebaknya memiliki tim manajemen tersendiri. Karena tim inilah yang nantinya akan memikirkan banyak hal di luar konsep desain, seperti jadwal pengadaan sumber bahan baku, pengelolaan SDM, efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional, penentuan harga jual, proses distribusi produk dan pengembangan jaringan, proses promosi, marketing, sampai dengan pembentukan brand image (Branding).

Membuat Branding

Branding atau merek dagang merupakan hal penting dalam sebuah industri Fashion karena itulah yang akan membedakan produk kita dengan yang lain. Nama akan menjadi tanda, ciri khas, jati diri, dan personality dari sebuah merek. Maka tentukanlah untuk menggunakan nama kamu sendiri sebagai fashion designer untuk dijadikan merek dagang atau nama lainnya.

Salah satu bagian dari branding adalah logo. Logo merupakan ekspresi kreativitas dan identitas merek dan merupakan alat pemasaran yang kuat untuk mengomunikasikan etos merek kepada konsumen. Dan jika sudah menemukan nama merek, segera lakukan research untuk membuat nama domain situs web. Hal terpenting, jangan lupa segera mengurus hak paten dari merek kamu sebelum melangkah lebih jauh.

Manage Your Team

Dalam industri kreatif seperti fashion bagilah tim ke dalam dua bagian, yaitu tim produksi dan tim nonproduksi. Bagian nonproduksi berisi tim yang mengatur hal-hal manajerial, seperti administrasi, keuangan, dan pengembangan SDM. Sementara itu bidang produksi anggotanya lebih banyak, dari tim kreatif, tim desainer, quality control, para penjahit, sampai bagian finishing.

Pembagian ini memudahkan kita saat ingin memberikan reward atau target kerja berdasarkan bagian pekerjaannya masing-masing. Dan yang terpenting adalah jalinlah komunikasi yang baik, untuk mengurangi adanya gesekan atau perselisihan. Selama ada struktur organisasi dan pembagian job desk yang jelas. Maka proses kerja akan berlangsung dengan mudah.

Proses Kerja

Ada empat tahap dalam alur kerja, yakni penelitian perkembangan mode, proses pengembangan desain, proses produksi, serta penjualan dan pemasaran. Adapun pembagiannya sebagai berikut:

  1. Penelitian Perkembangan Mode

Pada proses ini sering-seringlah menonton Fashion TV, membeli majalah mode, browsing di internet, atau melihat etalase produk di mal. Biasanya untuk brand besar kita bisa melihat benang merah dari koleksi yang mereka keluarkan. Namun yang terpenting adalah jangan sampai melupakan personality dari konsep fashion kita.

  1. Proses Pengembangan Desain

Dalam proses ini kita dapat berkreasi menentukan tren warna (color range), membuat kolase agar menggambarkan tema koleksi (Mood picture dan press review), kemudian menggabungkannya dalam storyboard dari rangkaian kolase yang memiliki tema. Pemilihan bahan yang diinginkan, bertemu dengan pihak pabrik atau supplier bahan, sampai dengan mencari detail apa yang bisa diaplikasikan pada koleksi ini. Fashion designer juga perlu memahami karakter dan jenis kain agar bisa tahu kecocokannya dengan busana yang akan dibuat.

Agar dapat menghasilkan produk yang terbaik untuk konsumen, kita perlu duduk bersama dengan tim sales, merketing, dan visual merchandise. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan idealisme artistik desain dengan pertimbangan dari segi penjualan. Agar tidak terjebak dalam membuat desain yag rumit tetapi tidak memenuhi permintaan pasar.

  1. Proses Produksi

Dari desain sketsa yang sudah disetujui bersama pada proses pengembangan desain, selanjutnya membuat sampel produk pada bahan yang sudah ditentukan. Dari hasil sampel tersebut, jika sudah sesuai dengan standar jahitan dan cutting yang diinginkan, sampel dapat langsung masuk ke proses produksi.

Setelah itu tim akan membuat lembaran perintah kerja untuk menentukan bahan yang digunakan, berapa jumlah produksi yang akan dibuat untuk sampel, deadline untuk launching produk, sampai dengan nama dan kode produk tersebut.

  1. Proses Penjualan dan Pemasaran

Dari pengembangan produksi biasanya langsung berdiskusi untuk membuat gimmick tertentu pada setiap koleksi, bagaimana menyampaikan konsep dari koleksi tersebut agar bisa dipahami oleh kunsumen.Tim sales akan mengalokasikan produk koleksi baru pada setiap jalur distribusi yang ada.

Dalam menjual produk yang harus diperhatikan adalah bagaimana membangun brand image, juga menentukan siapa target pasarnya dengan cara membuat profil target konsumen dengan mensurveynya secara demografi, kebiasaan belanja, dan gaya hidup.

Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis fashion ala Ria Miranda yang tertulis dalam bukunya PASHION. Pada intinya menjadi enterpreneur itu keren, meskipun akan banyak godaan dan cobaan, setidaknya kita bekerja sesuai dengan mimpi kita dan menjadi pemimpinnya. Berhasil atau tidak itu urusan belakangan, yang terpenting adalah jangan takut untuk memulai. SELAMAT MENCOBA.


ditulis oleh Vevi Maghfiroh, Santri Pondok Putri Pesantren Tebuireng