Para mahasiswa pergerakan belajar Jurnalistik bersama Ahmad Faozan
Para mahasiswa pergerakan belajar Jurnalistik bersama Ahmad Faozan

tebuireng.online—Dunia tulis-menulis sangat dekat dengan kaum aktifis. Tak jarang dari sekian tokoh aktivis memiliki keterampilan menulis. Mereka jago beretorika juga jago menyampaikan gagasan via tulisan, misalnya Mahbub Junaidi, pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sekaligus pendekar pena yang sangat disegani. Namun, geliat itu tampaknya semakin surut dan hanya menyisakan retorika-retorika belaka di atas panggung orasi.

Hal tersebut yang coba dibangkitkan oleh Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang. Mereka mengadakan pelatihan jurnalistik bagi anggotanya setiap hari Kamis akhir bulan di Wisma PMII Dsn. Cukir, Ds. Cukir Gg. 03 RT/RW: 09/02, Diwek, Jombang.

Ketua Komisariat PMII Hasyim As’ari, Rifqie Nurul Hidayat, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk membangkitkan kembali semangat tulis menulis di kalangan mahasiswa pergerakan. Ia menilai kegiatan tulis-menulis mutakhir ini sudah tidak banyak diminati oleh para aktivis. “Mutakhir ini warga nahdliyin atau bahkan aktivis PMII sendiri sangat minim tradisi tulis-menulis,” ungkapnya saat memberikan arahan sebelum pemateri memulai pelatihan pada Kamis (03/12/2015).

Rifqi, panggilan akrabnya menambahkan, selain untuk menumbuhkembangkan minat tulis-menulis anggota dan pengurus setiap Rayon, juga sebagai wujud nyata visi-misi komisariat ini, yaitu mengorbitkan tiga tradisi – membaca, diskusi, dan menulis —  yang memang harus dimiliki oleh mahasiswa.

Ketua panitia kegiatan, Misrum al-Mathuty menandaskan bahwa selama ini para aktivis lebih memilih berdemonstrasi dan beraksi turun jalan untuk menyampaikan aspirasinya, tetapi menyampingkan media tulisan.“Agar aktivis tidak hanya disibukkan dengan aktivitas turun jalan tapi juga pengawalann dengan wujud tulisan,” tandasnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebagai pembicara pengurus komisariat mendatangkan Ahmad Faozan. Mantan Pemred Majalah Tebuireng tersebut, menjelaskan modal menjadi penulis dan tata cara menulis. Fao, panggilan akrabnya, juga mengimbau kepada para mahasiswa agar banyak belajar dan tekun manulis. “Pekerjaan menulis sebenarnya hal yang sangat menyenangkan jika terus ditekuni, tidak ada yang instan semuanya butuh proses,” terangnya.

Acara ini diikuti oleh kurang lebih 20 mahasiswa. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut hingga rampung. Zahara Luthfiyah, salah satu peserta mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini. “Senang sekali saya mengikuti dari awal, sebab saya sendiri sangat tertarik untuk mengembangkan kreatifitas tulis menulis,” katanya. (abror)