_dsc1361tebuireng.online-Gus Dur adalah sosok yang meneladani nabi. Begitulah sosok KH. Abdurrahman Wahid  (Gus Dur) di mata Mbak Yeni Wahid ketika diwawancarai oleh tebuireng.online di ndalem Kasepuhan Tebuireng saat menghadiri hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-71, Selasa (27/09/2016).

Rasulullah SAW adalah sosok yang mempunyai jiwa nasionalisme tinggi. Hal ini terlihat walaupun Rasulullah sudah hijrah ke Madinah tetapi keinginan untuk kembali ke kampung halamannya masih tetap ada. Ini menunjukkan akan jiwa patriotisme dan jiwa nasionalisme. Demikian juga kita sebagai umat muslim harus mengikuti teladan nabi. Jadi, tidak boleh ikatan dengan tanah kelahiran itu menjadi hilang. Inilah yang dari awal sudah dihayati dan difahami oleh Gus Dur. Ini juga tidak lepas dari teladan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dan KH. A. Wahid yang sejak kecil sudah tertanam jiwa semangat cinta kepada tanah air. Bahkan, kecintaan pada tanah air harus ditukar dengan pengorbanan fisik. Seperti Mbah Hasyim, Mbah Wahid juga melakukan negosisasi yang luar biasa dan diplomasi politik untuk dapat menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi ada perjalanan panjang yang dilalui dalam bangsa ini, di mana para kiai menjadi salah satu pengusung utama dari kemerdakaan bangsa ini. Oleh karena itu, kita semua mempunyai kewajiban untuk melanjutkan perjuangan para kiai tersebut.

Dalam menanamkan jiwa nasionalisme kepada anak–anaknya, Gus Dur melakukannya lewat cerita, dongeng dan praktik. Artinya, Gus Dur mengajarkan kepada kami semua untuk selalu mengedepankan kepentingan bangsa dari pada kepentingan pribadi. Itu yang selalu Gus Dur katakan kepada kami. “Hidup itu tidak hanya untuk diri sendiri,” ungkap Mbak Yeni mengingat pesan ayahandanya. Beliau mencontohkan perbuatan sepele pun dapat merugikan orang lain. Misalnya, membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan orang lain terpeleset.

Gus Dur adalah seorang santri dari kelompok santri yang kebetulan mempunyai kiprah di tingkat nasional bahkan internasional. Hal ini membuktikan bahwa santri mempunyai kemampuan untuk melakukan itu. “Saya berharap sekali bahwa dengan kisah itu bisa menjadi inspirasi bagi santri lainnya,” ungkap Mbak Yeni. “Terutama para santri Indonesia mempunyai banyak hal yang bisa dikontribusikan bagi bangsa, negara, dan bahkan dunia” pungkasnya. (Aulia/Ifana/Fara)

 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online