Mudir bidang Pondok, H Lukman Hakim BA. foto bersama peserta usai materi
Mudir bidang Pondok, H Lukman Hakim BA. foto bersama peserta usai materi

tebuireng.online— Lima Dasar Pesantren Tebuireng mejadi acuan bersikap dan berprilaku bagi setiap insan di Pesantren Tebuireng. Dipandang perlu kiranya lima nilai dasar tersebut diilhami secara mendalam oleh para calon pembina dan pengurus. Untuk itu, Mudir Pesantren Tebuireng bidang pondok, H. Lukman Hakim, B.A., menyampaikannya kepada peserta, pada hari Rabu (28/09/2016) di Aula Lembaga Diklat Kader Tebuireng Jombok Ngoro Jombang.

H. Lukman adalah salah satu perumus konsep lima nilai dasar tersebut bersama pengasuh dan beberapa orang lainnya. Rumusan lima dasar tersebut adalah Ikhlas, Jujur, Kerja Keras, Tanggung Jawab, dan Toleransi. Kelimanya mencakup beberapa nilai kebajikan yang lain yang diajarkan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Alasan memilih lima tersebut, tutur H. Lukman, selain mempermudah menghafal dan diresapi juga karena kelimanya memiliki tafsiran yang luas dan mencakup.

Menurut beluai, dari lima tersebut keikhlasan adalah yang paling utama. “Setiap sesuatu harus didasari atas keikhlasan, kalau yang lain-lain udah, Allah yang mengatur,” ungkap pemilik toko pakaian an Nur di Jatirejo Diwek itu. Namun, beliau yang sejak awal tahun 2016 lalu diamanati menjadi Mudir Pondok ini, menegaskan bahwa keikhlasan harus dibarengi dengan kerja keras. “Hanya ikhlas saja, mana usahanya, harus kerja keras,” tambah H. Lukman.

Kerja keras yang didasari oleh ikhlas dalam menjalankan tugas dan kewajiban tidak cukup tanpa adanya kejujuran. Menurut bapak empat anak tersebut, kejujuran inilah yang sekarang menjadi krisis di kalangan masyarakat, dari tingkat pejabat hingga rakyat. Kejujuran adalah akhlak yang harus ditanamkan oleh insan pesantren. Karena mustahil menjadi hasil, jika medasari pekerjaan dengan ikhlas, kerja keras, tetapi ada titik hitam yang menodai bernama “tidak jujur”.

Bagi beliau Semua yang telah dikerjakan, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Pada dasarnya tanggungjawab kepada menusia, adalah tanggungjawab kepada Allah. “Maka ketika ada ketidakjujuran dalam melakukan sesuatu, bisa saja selamat di dunia, tetapi di akhirat tidak akan luput,” terang H. Lukman.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Nilai dasar Tebuireng yang terakhir adalah tasamuh atau toleransi. Toleransi disini, menurut beliau, tidak harus yang muluk-muluk seperti toleransi agama, tetapi dimulai dari hal-hal yang sederhana, seperti tenggangrasa, menghargai satu sama lainnya, memiliki jiwa sosial tinggi, suka memberi, dan bersikap tawadlu atau tidak merasa berada di atas orang lain.

“Lima dasar tersebut nantinya akan berujung pada ridho Allah,” ungkap beliau. Tidak ada yang menjadi tujuan utama dalam setiap pekerjaan dan perjuangan di dunia ini, keculia sejatinya adalah untuk mendapatkan ridho Allah. Ikhlas, jujur, kerja keras, tanggungjawab, dan toleransi adalah jalan menuju ridho-Nya. “Semua yang kita kerjakan, pada dasarnya bukan untuk siapapun, tetapi untuk diri kita sendiri,” pungkas beliau.

Kepada para peserta H. Lukman berpesan agar tidak pernah merasa puas dalam menuntut ilmu, hingga ajal menjemput. “Pembina santri yang masih butuh dibina, memang betul, karena tidak ada yang sempurna, semua masih butuh belajar untuk jadi lebih baik,” jelas beliau. (Abror)