Ribuan santri ikuti doa bersama dan penggalangan dana untuk Palestina, di KMGD Pesantren Tebuireng. (foto: anonim)

Tebuireng.online– Pondok Pesantren Tebuireng mengadakan shalat ghaib dan doa bersama untuk Palestina. Acara tersebut dihadiri oleh para masyayikh, santri yang berada di bawah naungan Tebuireng, serta pondok sekitar. Acara ini berlangsung di Kawasan Makan Gus Dur pada tanggal 24 November 2023.

Setelah negara Palestina kembali mengalami serangan dari Israel pada awal Oktober, dan konflik tersebut masih berlanjut tanpa adanya tanda-tanda perdamaian serta banyak nyawa yang telah melayang akibat konflik ini, membuat beberapa instansi, kalangan, termasuk Pesantren Tebuireng menggelar doa bersama dan penggalangan dana.

Dalam hal ini, bagi pihak pesantren shalat ghaib dan doa bersama merupakan salah satu bentuk upaya kita untuk membantu Palestina selain melalui donasi. Doa memiliki kekuatan untuk memberikan dukungan spiritual, keyakinan, serta membangkitkan semangat, kekuatan, dan tekad untuk berperan aktif dalam mempromosikan perdamaian, dialog, dan upaya kemanusiaan bagi Palestina. Inilah misi yang tercermin dalam semangat kita dalam mendoakan Palestina.

Acara sholat ghaib dan doa bersama berlangsung dengan khidmat dan terasa luar biasa, dengan takbir yang terdengar menggema. Selain itu, terdapat rangkaian acara seperti tausiyah yang berkaitan dengan Palestina dan Israel yang dipimpin oleh Yai Mustain Syafi’i, serta orasi yang luar biasa yang dipimpin oleh KH. Junaidi Hidayat. Semua ini membuat para santri dan masyarakat yang hadir menjadi bersemangat untuk mendukung dan selalu mendoakan kemenangan Palestina.

Beberapa santri Tebuireng dan sekitarnya, menyampaikan pendapat mereka mengenai acara ini;

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Alhamdulillah dengan adanya aksi tersebut, menjadi lantaran para santri dan masyayikh berkumpul untuk silaturrahim menyatukan rasa dan melangitkan do’a dalam rangka mengecam kedzoliman zionis israel yang dilakukan kepada saudara kita di palestina.  Melalui aksi do’a bersama tadi pagi, sedikit keresahan kami terobati. Meski sebelum digelarnya aksi tersebut, kami beberapa waktu doa secara pribadi sebagai bentuk ikhtiyar. Semoga apa yang kami usahakan tadi pagi bisa menjadi sedikit bekal jawaban jika kita kelak ditanya “dimana kamu, ketika saudaramu sedang didzolimi di hadapan dunia?” (Miranda Wardaniyah, Santri Al-Faros)

“Menurutku Acara itu memang harus diadakan , dan Tebuireng keren bisa menyelenggarakan acara ini. Sebab hal itu juga sebagai bentuk pengamalan hadis arbain yang belum sempurna iman seseorang yang belum mencintai saudara seiman seperti ketika mencintai dirinya sendiri, ibaratnya jika satu berduka kita pun juga ikut berduka.” (Ni’matul Fauziyah, Santri Al Masruriyah )

“Sangat membantu dan sangat perlu sekali,  karena tidak memungkinkan sekali bagi kita untuk ikut secara langsung membantu Palestina, misalnya , ikut perang, jadi inilah bentuk jihad kita sebagai saudara sesama muslim dan juga sebagai bentuk rasa kemanusiaan kita, karena satu-satunya yang bisa kita lakukan sekarang untuk membantu saudara kita yang ada dipalestina yakni dengan memberikan bantuan sebisa mungkin, membantu memboikot produk-produk Israel serta produk-produk yang pro Israel, dan tentunya do’a, seperti kegiatan kita pada pagi hari ini. ” (Sri Ayu Fatmawati, Santri Al- Mahfudz Seblak)

“Aksi bela palestina tadi pagi yang dilaksanakan di KMGD sgt luarbiasa menurut saya, membuktikan bahwa Tebuireng juga ikut andil scr langsung dalam membela Palestina, dimulai dari shalat ghaib, membaca istighosah, penyampaian orasi yg luarbiasa, juga Tebuireng menerima donasi scr lgsg bagi yg ingin membantu saudara kita di Palestina, apapun yg kita lakukan tidak ada yg sia2, semua itu yg dilakukan merupakan  bentuk kepedulian kita terhadap saudara Palestina kita disana. Kita warga dan santri Tebuireng , dan semua yang hadir pagi tadi dalam aksi bela palestina, mengutuk terhadap agresi Israel, genosida yg terjadi di Palestina, kemudian kita menginginkan adanya kebebasan perdamaian di Palestina dan dalam waktu dekat terjadi gencatan senjata. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, Palestina… merdeka.” (Natasya Khilmi, Guru SMP A. Wahid Hasyim)

Pewarta: Adawiyah/Rafiqatul