Ilustrasi Khalifah Harun al-Rasyid

Pertanyaan mengenai siapa jenderal terhebat sepanjang zaman seakan tidak pernah ada habisnya. Jenderal dan penakluk legendaris, seperti: Aleksander Agung, Julius Caesar, hingga Genghis Khan seringkali didaulat sebagai jenderal paling lihai sepanjang sejarah. Terutamanya lagi, Khalid bin Walid. Salah satu jenderal jenius yang diakui oleh seluruh dunia.

Pada perang Yarmuk. Kekalahan pasukan Bizantium yang berkekuatan jauh lebih besar tidak dapat dipisahkan dari kejeniusan Khalid bin Walid dalam menentukan strategi pertempuran. Ia paham betul kekuatan dan kekurangan pasukan muslim dan juga pasukan musuh sehingga secara bijak, ia dapat menentukan strategi yang tepat.

Dari kisah tersebut, sikap pemimpin yang ditunjukkan oleh Khalid sangatlah luar biasa. Ia berani mengambil resiko dengan taktik yang ia tentukan, dengan menggerakkan jumlah pasukan yang sedikit untuk memukul mundur pasukan musuh yang tak sebanding dengan pasukannya.

Sebenarnya, hal-hal yang mengulas tentang sosok pemimpin, tidak melulu merujuk pada sebuah peperangan. Terbukti pada saat dinasti berkuasa. Ketika para khalifah mengalami pasang-surut akan kepiawaiannya dalam memimpin, mereka malah mengatasi hal tersebut dengan mengutamakan sosial mereka untuk terjun dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh rakyatnya.

Khalifah Harun Ar-Rasyid. Ia merupakan khalifah kelima Bani Abbasiyah yang dikenal adil dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Bahkan, kebijakannya selama memimpin memberikan pengaruh positif pada perkembangan Islam. Sehingga, berbagai bidang berkembang pesat pada masa pemerintahannya, seperti bidang ekonomi, pendidikan, sosial, serta sistem pemerintahan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Terdapat beberapa faktor yang perlu digarisbawahi, seperti: Tegas dalam mengatur kepemerintahan, menjalin hubungan harmonis dengan rakyat dan tokoh profesional, juga kepeduliaanya terhadap masyarakat.

Terbukti saat melakukan ekspedisi pada malam hari, sebagaimana hal yang dilakukan pula oleh Sayyidina Umar ra kala menjabat sebagai Amirul Mukminin. Khalifah Harun Ar-Rasyid memilih waktu tersebut agar bisa mendengarkan keluh kesah rakyatnya, memberikan sebuah kontribusi penanganan ekonomi yang kurang, serta memerhatikan sektor apa yang harus ia benahi.

Di balik ketegasannya yang cakap, juga keharmonisannya yang tegap, sebenarnya ia juga meperhatikan betul segi keilmuan yang berkembang. Tak ayal jika masa kepemimpinan beliau mengalami kemajuan yang pesat di berbagai aspek penting kehidupan. Ia memperhatikan betul apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Bukannya malah memperhatikan apa yang ia inginkan terhadap rakyat.

Nah, memiliki perkembangan ilmu pengetahuan yang besar di kota Baghdad, tak serta merta ia melupakan wilayah pemerintahan yang lain. Seperti: kota Kufah, Basrah, dan lainnya. Sehingga, ia berhasil membawa kedaulatan dinasti Abbasiyah menuju masa keemasan Islam, yang pada saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.

Tak hanya itu, meski ia menjadi seorang pemimpin bagi rakyatnya, Ia juga tak lupa terhadap kewajiban untuk menjadi seorang pemimpin bagi keluarganya. Melihat kondisi yang demikian, waktu yang ia bagi juga harus sepadan. Sehingga, efek yang ditimbulkan tidak melulu terhadap para rakyat. Melainkan juga terhadap para kerabat.

Dari kepribadian khalifah Harun ar-Rasyid inilah yang menjadikan tolak ukur bagi putra-putranya kala meneruskan pemerintahan kedaulatan Abasiyyah. Dialah Khalifah Al- Ma’mun. Sosok pemimpin yang meneruskan perjuangan ayahnya, yang. masa pemerintahannya disebut sebagai puncak kejayaan dari Bani Abbasiyyah.

Jika pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid mendirikan Majelis Al-Muzakarah, Maka, Khalifah Al-Ma’mun mendirikan pula Majelis Al-Munazharah sebagai lembaga pengkajian keagamaan. Lembaga ini menjadi pertanda bahwa kota Baghdad yang saat itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dan puncak keemasan Islam.


Ditulis oleh Moehammad Nurjani, mahasantri Mahad Aly Pondok Pesantren An-nur II Al-Murtadlo