sumber ilustrasi: kumparan

Oleh: Rara Zarary*


Untuk air mata yang tawar
hujan menumbuhkan luka-luka hingga mekar
aku di sini mendengarmu menyanyikan kepiluan
mendekapmu dengan doa ketenangan

engkau memalingkan mata
menutup kenyataan dari mataku
senyummu belati hatiku yang tak bisa kau bohongi
tangan kita mengepal kebencian

ada apa?
bukankah tuhan menjanjikan hidup bahagia
engkau pantas mendapatnya

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

langkah-langkah juangmu
baik lembut hatimu 
hidup lurus yakinmu
adalah bukti dan tuhan menyaksikan

//
Malam itu perjalanan panjang
memutus cerita pendek kita
hanya suara klakson yang nyaring
tawamu redam, tangismu tenggelam

dan aku seperti tunanetra tunarungu
memeluk kegelapan dengan cahaya yang tersisa 
dari tasbihmu yang gemetar

///
Hanya kusebut nama tuhan
hanya satu permintaan
“tuhan, peluk dia dalam ketenangan”
permohonan tertinggi dariku
yang tak bisa mengabulkan apapun yang kau mau

////
Kita berpisah di pinggir jalan kota
masih kuingat cahaya lampu sisa hujan 
kuhapal ruas jalan menuju arah-arah kemana kita melaju
begitupun terakhir kali kita bertemu

pesan yang samar
suara tak terdengar
hanya air matamu tersisa di pundakku
dan kesedihan yang kau titip dalam saku kemejaku

selamat menempuh perjalan panjang 
tanpa banyak aku di sisimu
biarlah air mata menjelma cahaya
kita tak akan lagi gelap gulita

Jombang, Mei 2023