Review Novel Omen

Judul Buku                  : Omen

Penulis                         : Lexie Xu

Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Percetakan        : ke-5, 2017

Tebal Halaman            : 307 halaman

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Peresensi                     : Salsa Aulia Putri*

Novel berjudul Omen yang ditulis oleh Lexie Xu, menceritakan tentang seorang siswi SMA bernama Eliza. Dia adalah gadis yang percaya dengan tahayul atau yang biasa disebut dengan pertanda. Selain percaya tahayul, Eliza memiliki saudara kembar, namanya Erika. Eliza dan Erika seringkali bermusuhan. Cowok adalah faktor utama yang menjadi penyebab permusuhan mereka.

Ferli adalah sosok cowok yang saling diperebutkan oleh keduanya. Eliza dan Erika memiliki sikap dan penampilan yang berbeda. Eliza seorang anak yang berambut panjang, berlipstik warna hitam, dan bersifat baik. Sedangkan Erika berambut pendek seperti anak laki-laki, berlisptik hitam, dan tomboi.

Dengan sifat mereka berdua yang berbeda, membuat kedua orang tua mereka menjadi heran. Kenapa memiliki anak kembar yang tidak pernah akur. Hingga mereka berdua merubah sifat dan penampilan mereka. Yang pada akhirnya kedua orang tua mereka berhari-hari mencari asal usul mereka berdua, mengapa seorang saudara tetapi bermusuhan.

Karena begitu besarnya permusuhan mereka, Erika mengancam akan membunuh Eliza. Beberapa bulan kemudian Eliza memiliki ide untuk menjebak Erika dengan tujuan menuduh Erika yang telah melakukan pembunuhan dengan keadaan Eliza memiliki bukti dan Erika tidak memiliki bukti. Bukti akal-akalan Eliza adalah seorang wanita yang telah ditusuk dan sekarang dalam tahap pengoperasian. Kisah tentang saudara kembar itu terus mencuat hingga akhir.

Novel ini sejak awal menceritakan Eliza sebagai sosok yang bersifat baik, tetapi pada akhirnya memiliki sifat yang jahat dan khianat. Dari penilaian buku ini, saya menyimpulkan bahwa kita tidak boleh meniru sifat mereka berdua. Sebagai seorang sahabat atau saudara kita tidak boleh saling membenci.

Cerita dalam buku ini memiliki imajinasi yang bagus dan keren, tetapi hal-hal yang diceritakan dan terjadi di dalamnya sangat tidak baik untuk ditiru atau dicontoh oleh para remaja, khususnya kita sebagai saudara seiman dan sebangsa.


*Peresensi adalah siswi SMP A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang