Novel SaragaraS karya Tere Liye. (foto: Devi)

Petualangan Raib, Seli, dan Ali berlanjut. Namun pada perjalanan kali ini Ali berinisiatif untuk pergi sendiri. Dengan bantuan Kotak Hitam yang ia temukan dan dengan kecanggihan alat yang dimilikinya, serta kecerdasan otaknya ia mencoba mengungkap siapa dirinya, siapa orang tuanya, dan apakah yang terjadi padai badai 15 tahun lalu yang membuat kedua orang tuanya meregang nyawa.

Rekaman itu memberikan secercah harapan untuk remaja jenius yang biasa dipanggil Tuan Muda Ali tersebut untuk mengetahui siapakah sebenernya orang tua Ali.

“Rabaragas …. Marasagabaras ….”.

“Harafayaras … Bagahararagas …”

Sebuah bahasa yang baru dikenali Ali keluar dari kotak hitam tersebut. Namun tak satupun dari bahasa semua klan, bahkan Aldebaran, yang mampu menerjemahkan bahasa tersebut. Hingga sebuah keajaiban terjadi, ketika Ali sudah mencapai titik terlelah dan tertidur, mesin canggih Ali mampu menerjemahkan bahasa itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun naasnya ternyata rekaman itu memiliki penghancur otomatis yang membuat mesin itu meledak setelah diterjemahkan dan membuat seluruh mesin elektronik di rumah Ali menjadi rusak. Namun bukan Ali kalau ia tak jenius. Sebelum ia tertidur, ia sempat merekam menggunakan kamera analog sehingga rekamannya tak rusak.

Seli dan Raib yang dibantu oleh Mr. B atau Batozar segera menyusul Ali yang pergi seorang diri. Tanpa memiliki kekuatan apapun, ia menuju samudera lepas sejauh 100 mil untuk menemui anomali langka yang merupakan gerbang dari sebuah klan yang bernama SagaraS.

Bukan tanpa sebab Mr. B menemani Seli dan Raib, namun dengan catatan perjalanan Batozar yang ia curi, Ali bisa mengetahui letak SagaraS. Hal ini mau tidak mau membuat Batozar harus mencegah Ali untuk menemui hal yang bahkan bagi Batozar sendiri sangat berbahaya.

Setelah melalui badai, enam tornado, beserta ribuan hujan gurita dan gurita raksasa. Akhirnya mereka berempat menemukan gerbang SagaraS. Namun tak sampai di situ. Ternyata mereka harus berhadapan dengan 11 kesatria SagaraS untuk menemukan jawaban dari pertanyaan Ali. Akankah mereka berhasil melawan 11 ksatria tersebut? Akankah Ali menemukan siapakah orang tuanya? Akankah semua jawaban dari pertanyaan Ali mereka peroleh?

Buku ini merupakan buku ke-13 dari serial Bumi. Buku ini menceritakan tentang sebuah Klan yang bernama SagaraS yang merupakan penduduk asli di Bumi. Seperti novel-novel serial Bumi karya Tere Liye lainnya, Novel SagaraS ini mampu membawa siapapun yang membacanya ikut masuk dalam petualangan hebat Raib, Seli, dan Ali.

Namun meski SagaraS ini merupakan novel fantasi. Buku ini memberikan pesan kepada kita semua agar tidak asal dan salah sasaran dalam memilih seorang pemimpin. Dalam klan SagaraS, calon pemimpin merupakan siapapun warga sagaras yang mendaftar dan lolos dalam ujian yang meliputi tiga aspek.

Tiga aspek tersebut adalah kecerdasan, kemampuan bertarung, dan nilai luhur SagaraS. Setelah itu, setiap calon harus melalui pelatihan selama sembilan tahun yang sangat ketat agar bisa menjadi pemimpin yang bijaksana dan mengayomi seluruh warga.

Dalam pelatihan itu, setiap calon pemimpin akan dilatih oleh ilmuan-ilmuan hebat. Dan pada setiap pergantian tahun akan diadakan seleksi hingga muncullah satu nama pada tahun kesembilan yang akan menjadi pemimpin selanjutnya.

Judul : SagaraS
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Sabak Grip Nusantara
Tahun Terbit : Cetakan 3, Maret 2022
Tebal Buku : 392 hlm
ISBN : 978-623-97262-5-6
Peresensi : Devi Yuliana