Pada awal mulanya sufi merupakan orang yang mampu mengatur dan menyaring dirinya sehingga yang keluar dari anggota tubuhnya itu selalu baik, misalnya dalam berucap, dalam melakukan aktivitas maupun sikap dengan mulia. Arti kata sufi berasal dari bahasa Arab yaitu shoffa yang artinya membersihkan sesuatu yang kotor atau menyaring sesuatu yang kotor sehingga muncul yang bersihnya saja.

Lantas, Mengapa Sufi Dikatakan Sesat?

Di antara orang-orang muslim sendiri banyak yang mengecam sufisme. Mereka memandang bahwa sufisme atau sufistik merupakan aliran dan gerakan yang bukan Islam, tidak pernah diajarkan maupun dipraktikkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw, mereka juga menganggap sufisme adalah aliran sesat dan merugikan umat Islam. Tak hanya itu, tuduhan bahwa aktivitas tasawuf sebagai perbuatan tidak dibenarkan, tidak ada dalam syariat, sesat dan jauh dari al-Quran, hadis, bahkan dituduh sebagai kafir.

Dalam membenarkan tuduhan-tuduhan negatif yang ditujukan pada sufisme ini telah dibuktikan yaitu pada masa Rasulullah sudah ada kaum sufi yang disebut Ahl al-Suffah. Di antaranya adalah Abu Hurairah. Tentang Ahl al-Suffah Abu Hurairah mengatakan:

لَقَدْ رَأَيْتُ سَبْعِينَ مِنْ أَصحَابِ الصّفَّةِ مَا مِنْهُمْ رَجُلٌ عَلَيْهِ رِدَاءٌ إِمَّا إزَارٌ وَإِمَا كِسَاءٌ قَدْ رَبَطُوا فِي أَعْنَا قِهِمْ فَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ نِصْفَ السَّا قِيْنِ وَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ الْكَعبَيْنِ فَيَجْمَعُهُ بِيَدِهِ كَرَاهِيَةَ أنْ تُرَى عَوْ رَتُهُ

Saya melihat 70 orang dari ahl al-suffah, tidak seorang pun di antara mereka yang memakai rida‘ (Sejenis kain penutup bagian atas tubuh). Mereka hanya mengenakan sarung atau kisa’ (potongan kain). Mereka mengikatkan potongan kain tersebut pada leher mereka. Ada yang menjulur sampai separuh betis dan ada yang sampai kedua mata kaki. Kemudian dia mengumpulkannya dengan tangan karena khawatir terlihat auratnya.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Meskipun istilah tasawuf, sufi dan tarekat belum populer pada masa Nabi Muhammad Saw atau tasawuf belum menjadi ilmu, namun dalam praktiknya, telah dipraktikkan oleh Rasulullah Saw. Sikap-sikap mulia Rasulullah seperti asketisme, kesabaran, wara’, istikamah, tawakkal, uzlah dan lain-lain adalah sikap yang dilakukan oleh para sufi. Dengan kata lain tasawuf sinergis dengan ajaran Islam.

Imam Malik rahimahullah juga mengatakan bahwa orang yang bertasawuf haruslah berusaha menjadi seorang yang juga mempelajari ilmu fikih (menjalani syariat) beliau juga mengatakan orang yang hanya mempelajari Ilmu fikih, namun tidak mau menjalani tasawuf maka hatinya tidak dapat merasakan kenikmatan takwa. Dari ucapan-ucapan tersebut, bahwa para Imam madzhab sudah tidak diragukan lagi keilmuan dan kehujjahan keagamaannya, mereka telah memberi penegasan bahwa syariat dan tasawuf semestinya harus diamalkan sekaligus.

Ilmu tasawuf tidak bertentangan dengan ajaran al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw, bahkan al-Quran dan sunnah Rasulullah itulah yang menjadi sumber sufisme. Ajaran-ajaran tentang khauf, raja’, taubat, zuhud, tawakal, syukur, sabar, rida, ikhlas, ketenangan dan lain sebagainya secara jelas diterangkan dalam al-Quran. Dalam hadis pun banyak membicarakan tentang kehidupan rohaniah sebagaimana yang ditekuni oleh kaum para sufi setelah baginda Rasulullah Saw.

Secara subtansial ilmu tasawuf bukanlah suatu disiplin ilmu yang sesat dan menyesatkan, sekalipun ada penyimpangan itu merupakan dari pengamalnya atau orangnya, jadi bukan tasawufnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sufi yang benar adalah orang yang mendahulukan akhiratnya daripada dunianya. Namun, jika sufi yang mempunyai akidah sendiri yang bertentangan dengan syariat, maupun sunnah Rasulullah, sudah jelas sufi ini adalah sufi yang tidak dibenarkan dan merupakan ajaran sufisme yang salah.

Ro’is A’am Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’Tabarah An Nahdliyah, KH. Habib Luthfiy Ali bin Yahya menyebut bahwa sufisme atau dalam Islam diberi nama tasawuf, bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan. Intisari sufisme, adalah kesadaran akan adanya komunikasi rohaniah antara manusia dengan Tuhan lewat jalan kontemplasi. Jalan kontemplasi tersebut, dalam dunia tasawuf dikenal dengan istilah tarekat

Tasawuf atau sufisme selalu istiqomah bersama Allah SWT dan harmonis dengan makhluk-Nya. Dengan demikian siapa saja yang istiqamah bersama Allah SWT, berakhlak baik terhadap orang lain dan bergaul dengan santun maka ia adalah seorang sufi, kata Imam Al Ghazali.

Ditulis oleh Afdila Fahma