Sebuah ilustrasi media dan budaya masyarakat yang saling mempengaruhi. (dok. koranmediasi)

Oleh: Ainun Fitri Mughiroh, S.Sos., M.I.Kom

Terbentuknya kehidupan sosial dalam masyarakat merupakan hasil dari cipta rasa, karsa, dan karya dalam hidup manusia atau diartikan sebagai budaya. Budaya pada setiap komunitas masyarakat atau dalam ruang lingkup yang lebih besar disebut dengan bangsa memiliki keragaman yang berbeda-beda pada setiap wilayahnya. Suranto (dalam Setiawan, 2018) menyebutkan jika perwujudan suatu kebudayaan antara lain adalah pola, norma, bahasa, religiuitas, seni, dan lain-lain yang saling membantu melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Budaya memiliki cakupan yang luas dan aspek-aspek yang bisa diturunkan atau diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam suatu lingkup kehidupan sosial, masyarakat bisa menciptakan atau mengembangkan suatu budaya hingga menjadi suatu budaya baru yang diadopsi dari pertukaran antar budaya. Hal tersebut dapat dipengaruhi karena adanya peran media informasi dan publikasi dalam terciptanya budaya-budaya baru di masyarakat.

Budaya seringkali menghasilkan kebiasan-kebiasaan atau perilaku di masyarakat yang dalam prakteknya berlaku seiring berjalannya waktu. Seperti contoh budaya menghormati orang tua, budaya ramah, sopan santun, dan budaya dengan norma positif lainnya yang melahirkan kebiasaan masyarakat untuk saling membantu satu sama lain, gotong royong, dan sebagainya.

Mutakhir ini perkembangan teknologi media semakin cepat dan mudah diakses, jika dahulu media publikasi elektronik sebatas radio dan televisi, kini dengan adanya internet dan media digital sebagai platformnya, sebaran informasi dan publikasi berkembang menjadi beragam jenis dan kemudahan cara mengaksesnya, seperti website dan media jejaring sosial. Seiring berkembangnya teknologi media, khususnya media digital, terdapat dua sudut pandang yang berseberangan terkait budaya di masyarakat.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Menjaga Etika Komunikasi di Media Sosial

Pengaruh media digital pada suatu budaya di masyarakat akan berdampak positif jika dapat dimanfaatkan dengan baik dan sesuai dengan jalurnya. Sebagai contoh media digital dapat digunakan untuk melestarikan atau memperkenalkan budaya-budaya suatu daerah yang belum pernah terekspos oleh media lain seperti media cetak maupun media elektronik (radio dan televisi). Kemudahan dalam cara penggunaan dan cara menyebarkannya akan dapat dengan cepat dinikmati dan dikenal oleh masyarakat lain yang kemudian bisa menambah nilai positif dan nilai ekonomi di suatu daerah.

Namun sebaliknya, jika perkembangan teknologi media digital digunakan untuk menyebarkan budaya-budaya yang bertentangan dengan budaya suatu masyarakat, hal tersebut akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup masyarakatnya seperti perubahan perilaku, bahasa, nilai, dan sebagainya. Sebagai contoh adalah maraknya perilaku berbicara kotor, mencaci maki, mencela, dan lain-lain di media sosial maupun kehidupan nyata, merupakan suatu perilaku yang diadopsi dari konten media digital yang diakses tanpa adanya filter.

Budaya negatif tersebut menciptakan budaya toleran berkata kasar, atau menjadi hal biasa dalam ruang lingkup media sosial. Hal tersebut dikarenakan media digital yang sangat mudah diakses dan tanpa batasan, dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat dengan berbagai golongan usia. Jika dibandingkan dengan budaya masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi norma, dan nilai kehidupan bermasyarakat, hal tersebut sangatlah bertentangan karena sebagai masyarakat yang taat beragama sangat tidak elok untuk mengadopsi budaya – budaya tersebut.

Di era modern saat ini, kelestarian budaya pada masyarakat akan dapat diwariskan dan dikenal oleh khalayak jika dapat memanfaatkan media digital dengan baik dan benar. Media digital akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman itu sendiri dan akan membentuk budaya – budaya baru di masyarakat.



*Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Unhasy Tebuireng.