Pernah mendengar istilah ‘copywriting’? Benar, teknik penjualan menggunakan kata atau kalimat yang mampu memengaruhi minat beli seseorang. Copywriting baru eksis pada akhir tahun 900-an. Di awal kemunculannya, copywriting hanya berupa tulisan yang diasosiasikan dengan iklan. Namun, seiring berkembangnya zaman copywriting merambah ke berbagai bentuk.

Namun, keberadaan copywriting sebagai metode periklanan sudah ada pada masa awal perkembangan Islam. Hal itu bisa kita dapatkan dari kisah Miskin ad-Darimi dan kawannya. Pada abad ke-2 Hijriah ada seorang penyair kawakan bernama Rabiah bin ‘Amir ad-Darimi yang masyhur dengan Miskin ad-Darimi (W. 98 H). Dia masyhur karena bait-baitnya yang mampu memengaruhi pendengarnya, terutama wanita, karena dia begitu memahami pikiran serta pola pikir mereka. Kisahnya tercantum dalam kitab al-‘Iqdi al-Farid karya Ibnu Abdirabbihi (W. 328 H)

Dikisahkan bahwa Miskin ad-Darimi memiliki seorang teman yang berprofesi sebagai penjual pakaian. Semua pakaian yang dijualnya banyak diminati kaum hawa. Hampir setiap penjualannya ludes dibabat oleh kaum hawa.

Suatu hari si penjual pakaian bertolak dari Kufah menuju Madinah untuk berniaga. Dalam perniagaan kali ini dia membawa kerudung dengan berbagai varian warna. Namun, perniagaan kali ini tidak seperti yang sebelumnya. Pasalnya, dari sekian macam varian warna, hanya warna hitam yang minim peminat, bahkan tidak ada yang membeli.

 Dalam keadaan gundah itulah si penjual pakaian akhirnya mengadu kepada Miskin ad-Darimi. Mengetahui teman karibnya berada dalam masalah, dia berusaha memutar otak mencari jalan keluar atas masalah perniagaan tersebut. Setelah lama berpikir, akhirnya dia mendapat pencerahan untuk membuat syair untuk mempromosikan dagangan temannya. Berikut bunyi syairnya,

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

قُلْ لِلْمَلِيْحَةِ فِيْ الْخِمَارِ الْأَسْوَدِ **  ماَذَا فَعَلْتِ بِزَاهِدٍ مُتَعَبِّدِ

“Katakan pada perempuan manis dengan kerudung hitam itu. ‘Apa yang telah kau perbuat kepada para hamba zuhud dan ahli ibadah?

قَدْ كَانَ شَمَّرَ لِلْصَّلَاةِ ثِيابَهُ  **  حَتَّى عَرَضْتِ لَهُ بِبَابِ الْمَسْجِدِ

Mereka telah menggulung pakaian mereka untuk salat (bersiap), sehingga kau berdiam di depan pintu masjid (dengan paras cantikmu)

رُدِّيْ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ وَصِيَامَهُ  **  لَا تَقْتُلِيْهِ بِحَقِّ دِيْنِ مُحَمَّدِ

Kembalikan salat dan puasa mereka, jangan bunuh mereka demi agama Muhammad

Syair di atas menceritakan tentang perempuan manis dengan kerudung hitam yang berdiri di depan pintu masjid. Keberadaannya mengakibatkan para orang zuhud dan ahli ibadah urung melaksanakan salat karena parasnya.

Kemudian syair tersebut viral di kalangan wanita. Sebagaimana maklum, kebanyakan wanita merasa dirinya cantik. Akhirnya, banyak perempuan yang berbondong-bondong membeli kerudung hitam demi memunculkan anggapan bahwa dia lah perempuan yang dimaksud oleh Miskin ad-Darimi.

Berkat syair tersebut pedagang tadi mendapatkan keuntungan, semua kerudung yang diniagakannya ludes tak tersisa. Juga, tanpa mereka sadari, mereka telah termakan iklan dan menelan kerugian dengan senang hati, seperti yang marak terjadi hari ini.

Dari cerita di atas bisa kita simpulkan, Miskin ad-darimi menggunakan teknik copywriting dalam membantu perniagaan temannya dan bisa dikatakan copywriting sudah ada sejak dahulu. Selain itu, kita juga bisa mengambil hikmah bahwa layaknya sebuah perbuatan, tutur kata dan tulisan juga mampu memengaruhi pikiran orang lain.


Ditulis oleh Muhammad Abror S, Mahasantri Ma’had Aly An-Nur II Al-Murtadlo