Sang juara dalam ajang lomba Robotik di Tangerang Selatan tingkat Nasional. (Foto: Anik)

Pelajar dari Sekolah Dasar Islam Tebuireng (SDIT) sukses membawa beberapa medali emas dalam mengikuti ajang Robotik di Mojokerto tingkat provinsi dan di Tangerang Selatan tingkat Nasional, yang tentunya diwakili oleh para siswa yang ahli dibidangnya.

Mereka adalah Muhammad Fahmi Maulana Putra, Renaldi Surya Akbar, Muhammad Wahyu Bagastyr, Muhammad Athallah Ragesh, Akmal Lathif Khalifah, Zufar Azraqi As’ad, serta Muhammad Fahmi Maulana Putra. Mereka terdiri dari kelas 1, 3, dan 4. Kesemuanya berhasil membawa pulang juara 1 dengan bidang Robotik masing-masing.

Dari penjelesan sang kepala sekolah mengenai persiapan lomba, tak ada persiapan apapun karena memang ekstrakulikuler Robotik sudah berjalan setiap 2 kali dalam seminggu. Dalam berjalannya ekstrakulikuler Robotik ada beberapa kesulitan yang dialami oleh pengajar saat mengajar ekskul Robotik. Namun itu semua tak menyurutkan semangat pengajar untuk terus mengajari siswanya dengan ilmu Robotik yang beliau miliki.

Kepala SDIT, Mudfar Ma’ruf mengaku bahwa ekstrakulikuler Robotik yang baru berjalan setahun ini awalnya mendapat banyak peminat, sehingga banyak sekali para siswa yang mengikuti ekstrakulikuler tersebut. Namun lambat laun semakin berkurang karena kemungkinan mereka berfikir kegiatan itu membosankan, mereka pikir akan merakit robot dan memainkannya, namun di dalam ekstrakulikuler Robotik para siswa diajari dari dasar dulu seperti merakit dan dijelaskan bagaimana sistemnya.

Setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang jago dibidang tertentu namun lemah pula dibidang tertentu. Seperti salah satu siswa yang menjuarai ajang Robotik, saat mengikuti pelajaran ia cenderung agak lambat dalam menerima pengajaran dari sang guru. Hingga seperti dikucilkan oleh teman-temannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurutnya, dibalik kelemahannya itu ia lebih dominan dengan otak kanan, dimana ia ahli dalam merakit dan menggambar. Hingga dapat membawa pulang medali emas dengan juara yang tidak tanggung-tanggung, yaitu juara satu. Sekali mengikuti perlombaan langsung juara. Dari sinilah ia lebih percaya diri dalam mengikuti pelajaran di kelasnya. Sehingga lebih bersemangat untuk rajin belajar.

Begitulah cerita seorang kepala sekolah tentang salah satu muridnya yang berprestasi dibidang non akademik. Karena prestasi tak hanya melulu dibidang akademik. Ada kalanya seseorang sangat lemah dibidang akademiknya namun sungguh cerdas dan kreatif di bidang non akademik, yang dibutuhkan oleh orang-orang seperti itu ialah ruang. Ruang untuk merealisasikan apa yang menjadi minatnya sehingga dapat menyalurkan kreatifitasnya untuk lebih mengembangkan lagi dibidang yang ia geluti.


Pewarta: Umdah

Editor/Publisher: Rara