Ilustrasi seseorang yang sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.

Pernah tidak kalian merasa bahwa dunia ini terasa sepi, jahat, atau tidak adil? Mungkin saat-saat tertentu dalam hidup, kita merasa seakan dunia ini tidak berpihak pada kita, atau kita merasa tertinggal dibandingkan dengan orang lain. Perasaan ini bisa datang begitu saja, terutama saat kita menghadapi kesulitan, kekecewaan, atau perasaan putus asa. Namun, seringkali, perasaan seperti itu tidak sepenuhnya berakar pada kenyataan objektif, tetapi lebih kepada cara kita memandang dunia termasuk melalui lensa pikiran dan perasaan kita sendiri.

Sebenarnya ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kita merasa dunia ini tidak adil atau sepi. Sebagian besar dari perasaan ini disebabkan oleh cara kita menginterpretasikan pengalaman hidup kita dan pola pikir yang kita bangun seiring waktu.

Mulai dari menghindari pola pikir negatif atau “Negative Thinking”, karna itu adalah salah satu penyebab utama perasaan bahwa dunia ini jahat atau tidak adil adalah pola pikir negatif. Ketika kita sering berfokus pada masalah atau ketidakadilan dalam hidup kita, kita cenderung menilai dunia secara keseluruhan dengan cara yang sama. Sebagai contoh, jika kita gagal dalam suatu hal atau merasa tidak dihargai, kita cenderung berpikir bahwa “dunia ini tidak adil” atau “semua orang sudah punya keberuntungan, kecuali saya.”

Kemudian perbandingan sosial atau “Social Comparison”, Kita sering kali terjebak dalam perbandingan dengan orang lain. Ketika melihat teman-teman, kolega, atau bahkan orang asing yang tampaknya lebih sukses atau lebih bahagia, kita bisa merasa bahwa kita tertinggal atau tidak memiliki kesempatan yang sama. Perasaan ini bisa memperburuk keyakinan kita bahwa kita tidak “cukup baik” atau bahwa dunia telah memberikan “takdir” yang buruk kepada kita. Padahal, setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dan kesuksesan orang lain tidak berarti kegagalan kita.

Baca Juga: Terjerat dalam Pikiran Sendiri

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Faktor lainnya bisa jadi muncul dari pengalaman trauma atau kekecewaan masa lalu, ketika kita merasa diperlakukan tidak adil atau kehilangan sesuatu yang penting bagi kita, kita cenderung membawa perasaan itu dalam pandangan kita terhadap dunia secara keseluruhan. Luka batin yang tidak terselesaikan bisa membuat kita merasa bahwa dunia ini kejam dan kita sendirian dalam menghadapi tantangan hidup.

Atau muncul dari diri kalian, tentang ketidakpastian hidup karna takut terhadap masa depan, ketika kita merasa belum menemukan arah atau tujuan hidup yang jelas, kita bisa mulai merasakan bahwa dunia ini tidak memiliki tempat untuk kita. Ketakutan terhadap masa depan yang tidak pasti atau perasaan terjebak dalam rutinitas yang monoton sering kali menambah perasaan “kesepian” dan “terabaikan.”

Jangan terlalu tinggi menaruh ekspektasi yang tidak realistis, terkadang, kita mengharapkan hidup atau dunia memberikan segala sesuatu yang kita inginkan, pada waktu yang kita inginkan. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, perasaan kecewa dan frustrasi bisa muncul. Ketika kita tidak melihat kemajuan atau perubahan dalam hidup kita, perasaan “terjebak” atau tidak dihargai bisa menguat. Ini sering terjadi ketika kita terlalu fokus pada tujuan atau hasil tertentu, tanpa menikmati perjalanan atau proses yang ada.

Kita bisa mulai mengubah itu semua dengan mulai berfikir positif, fokus pada tujuan dalam hidup kita, berhenti membandingkan diri kalian dengan pencapaian orang lain, cari dukungan atau tempat atau orang yang mampu mendukung setiap keputusan kita, dan yang paling penting adalah tanamkan rasa syukur pada diri kita, bahwa setiap orang akan memiliki takdir yang berbeda yang terbaik menurut Allah. Dunia ini memang tidak selalu sempurna, tetapi dengan cara kita melihatnya, kita dapat menemukan keindahan dan kebaikan meski di tengah kesulitan.



Penulis: Albii