ilustrasi: schoolofparenting

Oleh: Shufina*

Sebelum memulai tulisan ini, aku ingin bertanya pada kalian. Kalian semua punya pikiran kecil atau perasaan kecil yang sulit untuk diungkapkan? Yang pada akhirnya kalian pendam hingga waktu membuat kalian tidak ingin membahas hal tersebut. Pikiran pikiran atau perasaan yang   telah   kalian   pendam   serta   memilih   untuk   lari   atas   hal   tersebut   tentunya   dapat mempengaruhi signifikan pada persepsi interpersonal dan konsep diri seseorang. Melalui tulisan ini, kita akan sama sama belajar mengenai bagaimana pikiran terpendam dapat mempengaruhi pandangan  diri  serta  hubungan  sosial,  selain  itu  kita  akan  belajar  tentang  pentinganya menghadapi dan mengelolanya.

Kenapa ya beberapa orang tidak bisa mengungkapkan pikiran dan perasaannya?  Apa karena mereka tidak percaya terhadap orang lain atau mereka merasa bisa menghadapi semuanya atau trauma yang pernah mereka alami, atau bahkan karena situasi dan keadaan yang menuntut mereka untuk menanggung semua sendiri. Sebenarnya menurut penulis, semua hal tersebut bisa jadi salah satu faktor yang mendorong. Pikiran yang dimaksud ini merunjuk pada perasaan atau pengalaman  yang  biasanya  berkaitan  dengan  emosi  yang  dirasa  seperti  rasa  penasaran, penolakan, ketakutan dan lain sebagainya.

Pikiran atau perasaan yang seharusnya diungkapkan sebagaimana mahluk sosial namun malah dipendam tentunya menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut dapat berupa kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, seperti karena hal yang tidak ingin mereka ungkapkan, hingga memilih untuk berpura-pura dan tidak jujur serta  terkesan   palsu.   

Kepalsuan tersebut juga yang nantinya menimbulkan kesalahpahaman karena dalam hal menafsirkan perilaku orang lain cenderung melihat tindakan tersebut melalui lensa yang dipengaruhi oleh pikiran terpendam tersebut sehingga bukan tidak mungkin jika konflik dapat terjadi nantinya. Selain itu dapat menjadikan sulit untuk mengekspresikan diri sendiri, banyak orang yang memendam perasaannya sendiri menjadikan dia kesulitan dalam mengungkapkan diri secara emosional karena emosi yang dia rasakan seringkali palsu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun melihat dampak yang telah penulis sampaikan diatas bukan berati hal ini karena seseorang itu sendiri yang menyebabkannya, beberapa faktor eksternal seperti lingkungan yang memang tidak mendukung atau lingkungan yang toxic tentu membuat seeorang enggan mengungkapkan perasaannya. Hal inilah yang menimbulkan ketidakpercayaan terhadap orang lain.

Berkaitan dengan konsep diri pengaruhnya yaitu terhadap percaya diri, seperti keraguan, ketidakpuasan, atau rasa takut yang dapat merusak rasa percaya diri seseorang. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap penghargaan diri, yaitu menyebabkan pemahaman yang tidak seimbang tentag kelebihan dan kekurangan pribadi.

Beberapa orang beranggapan dengan memendam pikiran atau perasaan nantinya akan membaik dan lupa seiring dengan waktu, namun tanpa disadari sebenarnya seseorang akan tetap ingat dan beberapa kejadian menjadikannya berlarut larut dalam fikiran tersebut. Jason Engay pernah berkata “Don’t get too deep, it leads to overthinking, and overthinking leads to problem that doesn’t even exist in the first place.”  

Yang bermakna bahwa wajar jika memiliki pikiran yang terfikir  dan  wajar  jika sulit  untuk  diungkapkan  namun  jika pikiran  tersebut  membuat seseorang berlarut larut dan bahkan membuatnya tidak bisa fokus dalam hidupnya bukannya solusi namun malah mengarah pada masalah yang bahkan tidak ada sejak awal.

Jika hingga ujungnya tidak mendapat solusi lebih baik mengungkapkan keorang lain, belajar untuk percaya terhadap orang lain tanpa keraguan yang akhirnya malah menyiksa diri sendiri. Jika hal ini sudah ketahap yang lebih tinggi dapat pula merujuk ke depresi, berbagai pikiran pikiran yang tidak ada ujungnya tersebut menjadi sebuah bisikan yang mempengaruhi hidup seseorang nantinya.

Pentingnya  mengatasi  serta  mengelola  pikiran-pikiran  terpendam  tersebut  agar  dalam mempengaruhi persepsi interpersonal dan konsep diri secara positif yaitu:

Kesadaran diri, yaitu bagaimana kita sadar akan pikiran pikiran terpendam yang muncul, sebagai langkah awal dalam menghadapinya, diri sendiri harus mengakui pikiran tersebut bukan malah menghindarinya.

Refleksi dan intropeksi, dapat membantu mengidentifikasi pikiran-pikiran terpendam, ini dapat berupa menggali lebih dalam kedalam pikiran atau emosi yang mungkin kita sembunyikan.

Komunikasi terbuka, penting untuk terbuka terhadap orang lain dan mulai menanamkan sikap percaya terhadap orang lain sebagaimana mahluk sosial dalam suatu hubungan yang baik antar sesama.

Dukungan psikologis, jika pikiran-pikiran terpendam telah mencapai puncaknya lebih baik menghubungi ahli  psikolog, penting untuk  mencari dukungan profesional, tidak perlu malu atau takut karena mereka ahlinya akan turut membantu dan membimbing mengatasi pikiran-pikiran terpendam yang mengacu pada ketidakseimbangan mental seseorang.

Sebuah pikiran terpendam memang wajar dimiliki setiap individu, namun jika skala tersebut memasuki skala yang serius dan menimbulkan dampak lainnya terhadap mental dan hubungan dengan individu lain serta mempengaruhi persepsi interpersonal dan konsep diri tentu harus diatasi sebagaimana mestinya.

Pikiran terpendam haruslah dihadapi walaupun membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten tentunya dengan seseorang yang bisa menjadi kepercayaan sehingga dapat memiliki dampak yang positif nantinya.

*Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta.