Di sudut ruangan yang berukuran 6×10 terdapat sosok gadis yang sedang focus membaca buku dikursi paling pojok ruangan perpustakaan. Hari ini seperti hari hari biasanya, Afifah selalu menyempatkan diri untuk sekedar mampir dan membaca buku meskipun tidak ada matkul apapun.
“Rajin banget sih kak, pantes IPKnya tanggi.” Afifah merasa mengenal suara yang baru saja berbicara dengannya, tapi Afifah tetap focus membaca tanpa menggubris.
“Noleh sini dong kak, aku bawa ice cream taro sama cake tarochoco tau…”
Tanpa basa basi Afifah yang awalnya tidak menggubris langsung berbalik badan dan mengambil semua jajan yang ada di hadapanya itu.
Laki-laki itu tersenyum, melihat tingkah lucu kekasihnya. Apalagi cara menikmati makanan yang khas dari Afifah membuat laki laki itu selalu membawakan makanan kesukaan kekasihnya itu.
“Tumben sih kesini, biasanya kan setiap hari ke rumah sakit, emang gak sibuk?” ucap Afifah sembari melahap makanan kesukaanya tanpa berbagi dengan lelaki yang membawakannya.
“Hari ini kan Minggu, jadi libur, tapi tetep absen kok ke rumah sakit, nanti kamu ikut aku yah…”
“Yey! ke rumah sakit impian aku, oke deh siap pak dokter laksanakan…” jawab Afifah sembari memberi hormat bak hormat ke bendera sang mereh putih.
Kini keduanya pun melangkah peargi meninggalkan perpustakaan kampus, menuju ke parkir mobil untuk melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.
************
Siang ini cuaca di Malang sangat cerah, matahari tersenyum sumringah, tapi tidak sesumringah biasanya. Pemandangan alama kota malang yang masih sangat asri, membuat hawa sejuk yang sangat enak dinikmati.
Setelah beberapa menit keduanya telah sampai diparkiran rumah sakit ahmad seotomo malang.
Keduanya berjalan beriringan untuk menuju ruang nya Bayu, iya namanya Bayu, kakak tingkat yang kepincut kepinteran Afifah semenjak Afifah maba. Sebagai salah satu dokter spesialis dr Bayu andrian atmaja memiliki pengkat tinggi dirumah sakit tersebut. Sehingga siapapun yang melihat kehadirannya akan selalu menyapa dan memberi hormat.
“Keren banget sih pak dokter, setiap mata memandang selalu memberi hormat,” ucap Afifah sembari memepraktikan gaya orang orang ketika bertemu dengan Bayu.
Bayu pun mencubit pipi Afifah karena gemas dengan tingkah lucu nya yang tak pernah jaim dan selalu membuat lucu.
Keduanya kini sedang berbincang dan sesekali terdengar suara tawa yang nyari dari Afifah entah membicarakan apa, tapi mereka adalah pasangan yang memiliki humor yang rendah jadi meskipun hal sepele kadang keduanya ngakak tanpa henti.
“Hari ini ikut aku kerumah yaa, katanya mau ketemu sama mama papa,”
Mendengar itu, Afifah yang sedang sibuk membaca buku buku yang ada di lemari langsung tergopoh gopoh marapikan baju serta rambut yang sudah tidak rapi serta sedikit mentouch up make up yang sudah mulai longsor.
Bayu pun tertawa melihat tingkah lucu kekasih nya itu, entah mengapa Bayu menyukai Afifah bukan hanya dari ilmunya, tapi semua yang ada oada Afifah Bayu benar benar menyukainya, meski fisiknya memang tidak secantik masa lalunya.
Hubungan meraka memang baru berjalanan 6 bulan, tapi pembahasan untuk menuju ke jenjang serius sering baru bicarakan kepada Afifah karena Bayu yakinan, Afifah lah tujuan akhirnya saat ini.
Selang beberapa menit, mereka pun telah sampai di depan rumah Bayu, sebagai sosok laki laki yang dewasa, Bayu memborong semua love language termasuk act of service karena Bayu tak pernah lupa membuka kan pintu untuk kekasihnya itu si Afifah.
Sesampainya di depan pintu mereka disambut oleh kedua orang tua andre. Dan keduanya pun di salami oleh Afifah.
“Oooh ini yang namanya Afifah ya, pacar barunya Bayu?”
“Iya tante,” jawab Afifah sambil memeberikan senyum terramah menurutnya.
Beberpaa menit mereka ngobrol kedua orang tua Bayu pun pergi ke kantor, dikarenakan ada meeting dadakan. Afifah hanya tersenyum dan kembali menyalami orang tuanya Bayu.
Setelah kepergian ornag tua Bayu, Afifah pun meminta pulang dan diantar kan oleh Bayu kerumahnya di daerah batu. Keduanya pun menikmati perjalnan dengan bernyayi playlist kesukaan mereka yakni dc production. Saat sedang berkaraoke bersama tiba tiba Bayu melihat satu pesan masuk dari mama. Bayu papa sama mama gak suka sama pacar kamu sekarang. Bayu merasa hatinya seperti di tusuk oleh jarum.nafas nya berdebar pikirannnya berkecamuk.
Tanpa disadari perjalanan pun sampai dirumah Afifah, tanpa berlama lama Bayu pun berpamitan kepada Afifah untuk lanjut pulang tanpa mampir dulu seperti biasanya. Yang ditakutkan Bayu ternyata terjadi, kedua roangtuanay lebih memilih dirinya bersama tiara, masa lalunya yang sudah 4 tahun memikat hati orang tuanya.
Mereka pun berdebat parah, dan pada akhirnya Bayu memilih diam seribu bahasa karena kalau bersama Afifah mereka berdua tidak akan restu, dan Bayu akan diusir tanpa membawa sepeser harta pun.
Malam ini Bayu mengirim pesan kepada Afifah bahwa besok pagi meraka akan pergi kencan berdua di sebuah café baru yang belum pernah mereka singgahi.
Keesokan paginya, Bayu dengan kesadaran penuh pergi menjemput Afifah, kekasih hatinya yang akan ia tinggalkan hari ini juga. Entah bagaimana nanti, Bayu benar-benar kecewa dengan dirinya sebagai laki laki.
Saat menunggu Afifah keluar, betapa terkejutnya Bayu, melihat Afifah yang begitu cantik dengan polesan wajahnya saat ini. entah belajar dari mana, tapi Afifah benar benar membuat Bayu kesemsem sampai Bayu tak sadar Bayu senyum sepanjang perjalanan. Sesampainya di café, Afifah terkejut, ternyata cafenya sudah di rancang hanya untuk mereka berdua, dan tak terasa Afifah meniangis haru karena Bayu se so sweet itu.
Mereka pun duduk dan melahap hidangan yang sudah tersaji, dan tak lupa mengabadikan foto dan video sebagai kenang kenangan.
“Afifah, aku mau ngomong serius, ini soal hubungan kita, mama papa ku gak restu kalau kita bareng, maafin aku, aku udah coba membicarakan ini dengan ebrbagai situasi tapi tetep gak bisa, bukan masalah apa, tapi restu menjadi sebab keberkahan dalam sebuah hubungan.” ucap Bayu serius.
Bagai dihantam batu, Afifah merasa hatinya benar benar hancur, nafas nya memburu, badannya lemas seperti tak bertulang, matanya panas dan tak bisa membendung lelehan air mata yang mengalir begutu derasnya. Diposisi lain, Bayu bukam dan menundukan pandangan, ia kecewa pada dirinya sendiri dan pada takdir yang tak berpihak.
“Pantes, waktu itu papa sama mama ninggalin aku karena gak suka sama aku mungkin yaa, baik kalau memang masa lalu menjadi pemenang dalam hidup mu, pergilah, sembuhlah dengan orang baru, aku akan belajar sembuh bersama waktu” ucap Afifah sembari mengusap air mata dan pergi.
“Jangan meminta ku kembali, berbahagialah dengan pilihan dan restu orang tua, jangan menajdi anak yang durhaka sebab restu di atas segalanya.”
Afifah melangkah pergi dan tak menoleh kebelakang lagi. Melihat Afifah pergi, Bayu menangis dan tertunduk diam dalam kecamukan penyesalan. Ternyata benar, masa lalu menjadi pemenengan yang sebenarnya dalam sebuah hubungan.
Kini Afifah belajar untuk ikhlas dan menjalutkan hidup sebab, dalam emncintai ada 2 pilihan, di balas dengan cinta, atau melanjutkan hidup sebagai manusia baisa. Afifah berjalan lunglai, orang yang ingin dijadikan tujuan hidup, kini hanya menjadi sebuah pelajaran hidup.
Pergilah tuan, jatuh cinta padamu adalah ketidaksengajaan yang jauh lebih indah dari ribuan hal yang pernah aku rencanakan. Ucap Afifah dalam hati sembari menyusuri jalan pulang dengan perasaan sakit hati.
Penulis: Wan Nurlaila Putri