KH. Musta’in Syafi’i memberikan mauidzah hasanah kepada para santri di halaman Pesantren Tebuireng dalam rangka memperingati hari santri, refleksi resolusi jihad, Sabtu (21/10/17). (Foto: Kopi Ireng)

Oleh KH. Musta’in Syafi’i

إن الْحَمْدَ لِلهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ.

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ . اِتَّقُوْ اللهَ ,اِتَّقُوْ اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أعوذبالله من الشيطان الرجيم , بسم الله الرحمن الرحيم. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ.

Dari sekian kalamullah, ayat-ayat al-Quran yang di awali dengan kata tasbih seperti subhan, yusabbih, dan sabbaha. Seluruhnya pesan setelah tasbih itu menunjukkan hal yang sangat supra rasional, yang tidak mudah dicerna oleh akal. Untuk itu cara yang terbaik dalam mendekati pesan ayat setelah tasbih adalah dengan keimanan.

Awal surah isro’ ini jika di plot maka menjadi demikian, pertama di awali dengan subhan yang menunjukkan perspektif teologis atau keimanan. Kemudian asro bi’abidihi lailan sebuah keajaiban, ini menyangkut tantangan teknologi dan kerja akaliyyah atau kerja yang luar biasa dan seterusnya ditutup dengan innahu huwassami ‘ul bashir. Setelah ditunjukkan peristiwa-peristiwa yang mengagumkan, idealnya ayat ini ditutup dengan innahu ‘ala kulli syain qodir karena cocok antara hal-hal yang merupakan tingginya kekuasaan Allah dengan sifat kekuasaan Tuhan itu sendiri.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tapi tidak, Tuhan tidak menunjukkan sifat kekuasaannya melainkan menunjukkan sifat monitoringnya. Dialah assami’ Dzat yang Mendengar, apa respon mereka setelah mengetahui peristiwa al isro’ wal mi’roj?. Al bashir, Tuhan Maha Mengetahui, apa respon mereka?. Sehingga gambarannya menjadi demikian. Pendasaran keimanan, lalu kerja akaliyah atau kerja teknologi dan lain-lain lalu ditutup lagi dengan keimanan. Keimanan, keilmuan, dan keimanan.

Keajaiban ini jika kita sambung dengan serial khutbah surah al kahfi, bahwa kaanu min ayatina ‘ajaba, Tuhan selalu menunjukkan hal-hal yang luar biasa. Tapi catatan kami, seluruh hal yang luar biasa itu lahir dari orang-orang salih,  lahir dari kesalihan. Maaf, bukan lahir dari kepinteran, bukan lahir dari orang berilmu tinggi dan hebat, tidak. Seluruhnya itu lahir dari nilai, ketakwaan, kualitas keimanan dan kesalihan yang tinggi. Untuk itu dalam mendekati ayat-ayat yang supra rasional, apakah rasional bisa menjangkau?, jawabannya silahkan. Sebagai pendekatan meskipun tidak tuntas.

Jika teleskop hoble pernah menangkap gugusan bintang yang jauh dari bumi. Diperkirakan jarak tempuh antara bumi dengan  gugusan bintang terakhir itu, dibutuhkan 35 juta tahun cahaya. Kemudian langit itu tujuh, sementara bintang itu ada di langit pertama, walaqod zaiyyana sama addunya bimasobiha. Itu artinya almasobih masih ada di samai dunya lapis pertama. Dikali tujuh 245 balik lagi dari atas ke bumi lagi, maka menjadi 490 .

Andai Hadratur Rasul SAW terbang ke sidrotul muntaha itu menggunakan kecepatan cahaya, maka dibutuhkan waktu sekitar 490 juta tahun cahaya. Kesuen, kalau pakai itu nabi durung mudun dunyo wes kiamat gitu. Pesannya terus apa?, maka harus subhan.

Hebatnya di dalam al Quran untuk memberi informasi kepada publik tentang peristiwa isro dan miroj dipisah, ayatnya dipisah. Isro sendiri dan miroj sendiri. Miroj di an najm dan peristiwa al isro itu di awal surah isro. Hal demikian untuk mengukur dan memperhatikan daya tangkap orang-orang Mekkah waktu itu. Jika di blekblek no kabeh, yo isro yo mi’roj, maka keingkarannya semakin tinggi.

Cukup isronya dulu saja, yang disebut asro biabdihi lailan minal masjidil aqsa. Dimana perjalanan antara Mekkah dengan Palestina itu banyak diketahui oleh para pedagang. Mekkah dan masjidil aqso diperkirakan sekitar 1500 km. Andai ditempuh dengan kecepatan cahaya, cuma 0,05 detik. Peristiwa itu memang menakjubkan karena sudah dipatok dengan subhan, Kemahakuasaan Tuhan yang hebat dan tak terukur, maka tidak bisa digagalkan.

Bukan main Abu Sufyan mangkel dan ingin menggagalkan peristiwa itu, agar tidak dipercaya oleh para pembesar-pembesar sekitar Mekkah. Beliau mengutus utusan yang terpercaya ke Bitriq, itu penguasa di Palestina. Di pendopo, dia mengutarakan kebohongan-kebohongan Muhammad menurut dia.

Bitriq bertanya,”kebohongan apa yang disampaikan Muhammad?”.

“Bayangkan tuan, katanya kemarin dia semalam pergi ke tempat tuan, ke masjid ini. Ke negeri tuan hanya semalam, balik lagi”.

Tujuannya agar pembesar-pembesar setempat tidak percaya. Tapi Allah itu Maha Sutradara, Maha bisa Segalanya. Dalam pertemuan itu semua tercengang, masak mungkin seh satu malam itu Makkah Palestina balek lagi. Di luar dugaan, tak di undang di pertemuan itu di pojok ada qoyimul masjid, marbot masjid yang biasa jaga masjidil aqso.

“Tuan tolong izinkan saya berbicara menyampaikan pengalaman waktu itu”.

“Oh ya silahkan”.

 “Setelah isya, biasanya semua pintu saya kunci lalu saya tinggal pulang. Malam itu, kecuali satu pintu yang di depan, itu saya kunci nggak bisa. Sehingga saya memutuskan, biarlah saya jaga disini semalam. Besok mau saya panggilin tukang kunci untuk menyervis. Malam hari, ada tamu yang datang memarkir kendaraan di situ. Dan saya melihat cakep dan ganteng. Ternyata dua lelaki itu masuk masjid ini lewat pintu yang tidak bisa saya kunci. Lalu dua orang itu solat sunah disitu kemudian balik lagi, keluar naik kendaraan lagi. Saya tercengang tidak bisa bicara apa-apa, hanya tertegun saja. Saya perhatikan kendaraan itu aneh dan kemudian hilang. Karena saya ketakutan saya coba tutup lagi pintu yang tadi susah dikunci. Subhanallah, saya kunci bisa lagi. Itulah yang saya lihat dan saya alami”.

Karena Tuhan sudah merencanakan demikian, maka vonis itu tidak bisa digagalkan. Tinggal siapa yang mau merespon, apakah itu dengan keimanan yang baik, Tuhan Maha Mendengar lho. Dengan kekufuran Tuhan juga mendengar. Dengan kemunafikan, Tuhan juga mendengar. Karena itu peristiwa al isro wal mi’roj ini sesungguhnya adalah refleksi.

Kita menyikapi keimanan kita itu seperti apa. Mau bertambah setelah ada peristiwa al isro wal miroj ?, apakah peristiwa al isro wal miroj itu hanya diramai-ramaikan dengan banjari lalu subuhnya terserah, tidak ada peningkatan. Ataukah semakin hebat setiap kali melampaui peristiwa al isro wal miroj. Innahu huwa samiul bashir. Itu bukan ayat penutup untuk masa lalu, al Quran tidak pernah bercerita sia-sia. Tapi al Quran itu eksis , sama dengan sekarang. Bagaimana respon kita setelah peristiwa al isro wal miroj.

Untuk itu, sebagai hal yang tadi kami sebut ashabul kahfi itu termasuk kanu min ayatina ajaba. Dan orang-orang yang mempunyai keajaiban. Yang bisa d anugrahi allah, yang hebat-hebat itu adalah orang-orang yang salih. Apakah selain nabi, selain para rasul itu bisa?, bisa. Baik, pertama kita ambil keilmuan dulu. Tuhan sudah menunjukkan bahwa tidak sekedar melalui akses elektronik,  gelombang, download, dan internet yang bisa mengunduh keberkahan-keberkahan langit.

Tapi Allah sudah menunjukkan, ngga sekedar akses e tapi uwong e. Fisik nabi diterbangkan kesana. Maka umatnya apakah bisa menembus aqtoris samawat, yang selama ini hanya baru sebagian. Dan saya terima kasih kepada Tuhan karena tidak memirojkan nabi-Nya itu sekedar ke bulan. Kalau sekedar ke bulan mungkin sak iki di enye – enye karo wong Amerika, ga usah nabimu iso mrono, aku dewe wes gelek mrono. Mungkin demikian, tapi itu hebatnya lah.

Orang-orang yang di dunia pengetahuan maka di tantang untuk kesana. Tapi ingat saya tutup khutbah ini dengan penutup ayat dan pembuka ayat pertama, subhana dan kedua penutupnya innahu huwas samiul bashir. Sehebat apapun orang pinter, tapi yang sangat penting adalah orang yang bener. Orang yang salih, yang subhan selalu bertasbih.

Kehebatan orang-orang salih zaman dulu banyak. Saya ambil contoh yang paling mudah dan yang paling tenar itu Sayyidina Umar r.a. bayangkan mana mungkin, orang yang asalnya kafir, tengik ga karu-karuan, mateni anak e dan lain-lain. Bisa mengubah dirinya frontal, dari kufur, dari dulumat di ubah menjadi nur yang sangat gemilang. Sehingga pada akhirnya nilai kesalihan Umar itu sangat tinggi.

Amr bin Ash sebagai gubernur Mesir dianggap tidak sukses menghentikan tradisi orang Mesir yang selalu membuat tumbal di sungai Nil. Iki ga ndek jowo, ga ndek mesir yo?. Sungai Nil itu sering minta tumbal, kalau nggak dikasih tumbal orang, cari gadis yang cantik kemudian dikurbankan disitu. Airnya nggak mengalir, karena dipercaya ngunu akhirnya setan tambah nylutak ya, tambah kurang ajar dan bisa. Setan bisa berbuat begitu, pabrik nek gak di kei tumbal trus engkok kecelakaan lek dipercoyo ngunu yo temen, tambah nemen yoan.

Bagaimana menghentikan kesyirikan seperti ini, sebagai gubernur Amr bin Ash tidak mampu, lalu mengirim surat ke Sayyidina Umar,  ini kondisinya demikiaan. “Lalu bagaimana mengubah ini?”. “Oke”, sayyidina Umar kirim surat lagi, dan di dalam surat itu ada pesan surat khusus, “tolong setelah you baca suratku ini, surat saya yang di dalam ini untuk sungai Nil berikan ke dia, lemparkan disitu.

Isinya :

مِنْ عُمَرَ عَبْدِاللهِ اِلَى نِيْلَ مِصْرَ.

Ini suratku dari Umar, hamba Allah pada sungai Nil di Mesir

إِنْ كُنْتَ تَجْرِيْ مِنْ قِبَلِكَ, فَلَاتَجْرِ

 Jika you bisa mengalirkan air itu karena kemampuanmu, maka jangan mengalir!

وَإِنْ تَجْرِي مِنْ قِبَلِ اللهِ فَتَجْرِ

Kalau kamu mengalirkan air itu atas kekuasaan Allah, maka arililah airnya.

Surat dicemplongno. Sumber mengguyur dan air mengalir deras. Dan sekarang tidak ada tradisi kurban-kurbanan lagi. Jadi perlu sebuah tindakan yang radikal atau treatment yang hebat  untuk mengubah seperti itu.

Penduduk di pinggiran Madinah mengeluh, tanah ini selalu berguncang. Gelek terjadi gempa, Sayyidina Umar dilapori karena waktu itu belum ada BMKG dan lain-lain, jawatan meteorologi dan geofisika juga belum dibentuk. “Ya Umar tolong, kami tidak tenang hidup disini karena sering gempa”.

Sayyidina Umar ingin membuktikan berjalan sendiri dengan menggunakan tombak, begitu istirahat sebentar ternyata betul gempa tidak karuan. Langsung tombaknya di encepno di tanah itu. “Uskuni ya ardh, meneng”. Hai bumi, diam. Dadi gempa bumi e disentak, saya khalifah penguasa bumi ini dan kamu adalah makhluk Allah, saya sudah berbuat bagus dengan kamu. Uskuni ya ardh, bumi ditancepi dengan tombaknya dan dibentak seperti itu seketika gempa tadi  tenang dan selamanya tidak ada gempa.

Kesimpulannya, dunia ini butuh orang salih. Sangat butuh, dunia ini sangat butuh orang salih di samping butuh orang pinter. Orang pinter banyak, banyak sekali. Bisa diproduk lewat S1, S2, dan S3. Bisa dan itu penting, tapi jauh lebih penting dari itu orang salih yang bisa bermanfaat, yang bisa mendekatkan diri pada Tuhan. Yang bagus yo pinter yo solihyo solih yo pinter. Semoga bermanfaat.

. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْم. وَنَفَعَنابه وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم. فتقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ تعالى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ