KH Amir Jamiluddin menjadi khatib jumat di masjid Pesantren Tebuireng
KH Amir Jamiluddin menjadi khatib jumat di masjid Pesantren Tebuireng

Oleh: KH. Amir Jamiluddin*

أَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، أَمَّا بَعْدُفَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، وَاتَّقُوْا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah

Marilah kita semua meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT. Takwa dengan cara menjalankan perintah Allah, serta menjauhi larangan-Nya. Dan membersihkan hati kita.

Di dalam ayat-ayat salah satunya surah Al-Baqarah, ada ayat yang menyebutkan tentang muamalah. Yakni tentang utang piutang dan tata cara administratifnya. Terakhir ditutup dengan ayat, wattaqullah wa yu’allimukumullah. Ayat tersebut Al-Baqarah 282-286, itu ayat terpanjang dalam Al-Quran.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di sini kita mengamati dan bertadabur, mengapa ayat muamalah ditutup dengan perintah takwa? Apa ada kaitannya dengan ilmu? Padahal ayatnya menunjukkan perintah “bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajari kalian”.

Artinya ada kaitan antara takwa dengan pemberian ilmu Allah. Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa anasir al-takwa tsalatsah (unsur takwa ada tiga) yang dapat dilacak dalam kitab Risalah Mu’awanah.

Pertama, unsur takwa adalah imtitsal awamirillah, tunduk dan patuh terhadap semua perintah Allah, khususnya yang berkaitan dengan ilmu adalah menata hati. Kalau kita mengelola sebuah lembaga pendidikan, maka salah satunya adalah harus menekankan kepada anak-anak akan kewajiban menjalani perintah-perintah Allah.

Sebab ini awal keberhasilan dan untuk melatih anak supayah dekat dengan Allah. Supaya hatinya benar-benar bersih itu dengan shalat, misalnya. Melalui shalat anak didik belajar tentang kedisiplinan. Maka penting sekali anak-anak ini dilatih shalat. Kalau shalat sudah benar, insha allah yang lain akan mudah. Setiap anak yang shalatnya benar itu imbasnya luar biasa. Bahkan ada yang mengatakan bahwa jika seorang itu shalat berjamaah selama 40 berturut-turut, maka akan menjadi orang baik.

Karena shalat pasti mengingat Allah, Wa Aqim al-Shalata li Dzikri, Thaha: 14, (dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku). Kalau orang sudah mengingat Allah pasti sudah termasuk Ulul Albab. Sebab salah satu Ulul Albab itu adalah mereka yang selalu mengingat Allah.

ٱلَّذِینَ یَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِیَـٰمࣰا وَقُعُودࣰا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَیَتَفَكَّرُونَ فِی خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَـٰذَا بَـٰطِلࣰا سُبۡحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Surat Ali ‘Imran: 191)

Kalau orang selalu ingat Allah, pasti akan menjadi cendekiawan, pemikir.

  1. Hasyim Muzadi punya pondok yang muridnya cerdas-cerdas anak universitas, tapi susah dididik, susah diajak ngaji. Sementara santri yang biasa saja mudah diajak ngaji. Beliau mempunyai kebijakan mereka harus diajak zikir dulu. Ternyata berhasil.

Orang-orang terdahulu melatih kesabaran anak itu dengan zikir. Syaikh Ihsan Jampes ketika masih kecil lalu mondok ke Syaikh Khalil Bangkalan di Madura itu bukan diajari Jurumiyah, tapi ditempa mentalnya dulu. Beliau disuruh mencari cincinnya Bunyai yang jatuh di selokan. Apa maksudnya? Itu melatih kesabaran santri. Karena kalau sudah sabar, maka mudah dididik yang lain.

  1. Hasyim Asy’ari dalam Adab al-‘Alim pada pembahasan adab murid terhadap dirinya itu adalah membersihkan hati. Itulah yang namanya takwa sebagaimana penjelasan Imam Ghazali. Takwa itu menjalankan perintah Allah, Menjauhi larangannya, serta membersihkan hati dari kotorannya.

Jadi santri selama masih kotor santrinya susah dimasuki oleh ilmu. Mereka harus diajak mujahadah dulu.

وَٱلَّذِینَ جَـٰهَدُوا۟ فِینَا لَنَهۡدِیَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِینَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. (Surat Al-Ankabut: 69)

Jika hati ibarat flashdisk, maka flashdisk yang bersih adalah yang sudah dihapus virusnya. Sehingga diinput data apa pun, maka gampang. Kalau masih ada virusnya, maka diinput data apa saja ya hilang. Di itu virus diibaratkan sebagai maksiat.

Insha Allah dengan seperti itu, maka anak didik kita akan lebih mudah menerima ilmu. Jadi harus ada ta’dib (membersihkan hati) dulu baru ta’lim (belajar), bukan dibalik ta’lim, baru ta’dib. Mudah-mudahan ada manfaatnya.

أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،  مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Baca Juga: Meningkatkan Kualitas Ibadah di Momentum Ramadan


*Pengasuh Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir


Pentranskrip: Yuniar Indra Yahya