Sumber gambar: IG @sabdawaktu

Puisi: Sabdawaktu*

Catatan Rindu untuk Ayah

                  ;aku masih hafal, bagaimana aku harus mengenangmu dalam-dalam

Pada Maret yang melambaikan tanggal

Wajahmu yang purnama mematahkan segenap cahaya semesta

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Aku masih menyimpan jelas kenangan–kenangan yang sudah berdebu itu

Biarlah kau pergi, langit mengunci perjumpaan, atau Tuhan mengatupkan tabir di antara

Puisiku masih mencari diri, mencari kunci jalan menuju ilahi

Kubisikkan padaNya ; “Tuhan, jaga puisi termahalku yang telah kau ambil lebih dulu”

Lalu ayah, aku akan lebih tenang dan gembira, saat ku tahu, Tuhan maha menyampaikan salam

Ayah,

Pada Maret yang tertanggal

Aku tinggalkan air mata di persimpangan jalan menuju rumah terakhirmu

Biar malaikat memetiknya satu per satu hingga aku kembali menyatu dengamu, nanti

Dan Tuhan, telah lebih mengerti tentang semua ini


*Penulis adalah penikmat puisi, perjalanan, dan semua cerita yang tercipta di antara kesepian.