Adegan tokoh Furqon dalam Ketika Cinta Bertasbih (KCB)


Oleh: Umdatul Fadhilah*

Sepanjang pejalanan umat manusia, pengalaman adalah guru terbaik. Sebanyak-banyaknya teori tak berarti bila dibanding satu teori kecil pembuka pemahaman. Ya, pada intinya untuk memberikan suatu pemahama kepada seseorang ialah lewat contoh. Anak kecil bisa memahami sesuatu terkadang melihat perilaku orang dewasa. Anak kecil belajar menulis, tak akan paham kalau tidak praktek langsung.

Ya, anak kecil hanya sebagian contoh. Bukankah anak kecil juga bisa jadi contoh bagi orang dewasa. Anak kecil selalu jujur, di mana pun, kapanpun, bagaimana pun. Jelas berbeda dengan orang dewasa yang pikiranya sudah dipenuhi berbagai urusan yang njelimet.

Ada banyak tokoh di muka bumi ini yang dapat dijadikan perilakunya maupun prestasinya. Namun, marilah berkaca pada tokoh fiksi dalam sastra. Tak ada salahnya. Toh, si pengarang membuat tokoh begitu (dengan segala sifat, wataknya) untuk diambil hikmah bagi para si pembaca. Habbiburahman El-Shirazy atau yang akrab disapa Kang Abik, penulis novel no 1 Indonesia, telah melahirkan karya sastra yang selalu punya ciri khas sendiri. Novel pengguggah jiwa. Seperti Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Bidadari Bermata Bening, dan masih banyak lagi.

Dalam salah satu novel fenomenalnya, Ketika Cinta Bertasbih (KCB), para tokoh diceritakan secara apik dengan segala kelebihannya. Salah satunya, Furqon. Dikisahkan Furqon seorang anak konglomerat dari Jakarta. Menjalani studi S1 di Mesir bersama sahabatnya Azzam yang juga sama-sama dari Indonesia. Laki-laki dari Jawa yang hidupnya ia korbankan untuk adik dan ibunya. Namun, bukan Azzam yang ingin diceritakan disni, meski ia lebih-lebih mengaggumkan dari Furqon.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Begini, Furqon dikenal seorang yang cerdas. Yang penuh wibawa, yang apa-apa selalu bisa dinalar dengan akal. Perhitungannya selalu menggunakan logika. Hingga pada suatu ketika, saat dirinya menginap di hotel. Biasanya untuk belajar, persiapan sebelum ujian. Furqon dikejutkan pada suatu hal membuatnya beristighfar sepanjang malam. Bagaimana tidak, dirinya ditemukan tanpa busana sehelaipun, kecuali selimut yang melingkari tubuhnya. Ia terkejut bukan main, seketika melihat ke laptop. Tertulislah di sana surat ancaman dari seseorang. Beserta foto-fotonya yang tidak senonoh bersama seorang wanita.

Hingga pada suatu waktu penyelidikannya berhasil menangkap si pelaku. Kaget bukan main, bahwa si pelaku ialah orang yang menyebarkan virus HIV/Aids. Hal ini membuat Furqon depresi bukan kepalang. Apa jadinya, sudah mendapat gelar master tapi seperti tak ada guna. Hingga akhirnya ia beranikan diri menikahi putri kiai dari Solo, teman se-Indonesianya saat di Mesir. Namanya, Anna Althaufunnisa. Sebelumnya ia sudah melamar Anna sebelum kejadian itu. Alhasil ketika mereka menikah. Furqon hampir beberapa bulan sama sekali tidak menyentuh Anna. Furqon selalu dibayangi virus itu. Karena hasilnya positif terkena HIV. Ya. Hingga Anna memutuskan untuk bercerai dari Furqon. Setelah Anna menikah dengan yang lain. Barulah diketahui bahwa Furqon dinyatakan bersih dari virus tersebut.

Hikmah yang dapat kita ambil dari kisha di atas adalah manusia harus tetap mengedepankan kesederhanaan, karena mau sepintar dan secerdas apapun, tetap segalanya Allah yang menentukan. Jangan merasa menjadi manusia paling sempurna, sehingga tidak pantas mendapat musibah. Sehingag ketika mendapatkan musibah kita bisa bangkit lagi, kembali meneruskan hidup. Marilah sama-sama perbaiki diri dengan introspeksi lalu koreksi diri sendiri.

*Mahasiswi Unhasy Tebuireng