ilustrasi

Oleh: Almara Sukma Prasintia*

Puasa Ramadhan adalah salah satu bagian dari rukun Islam. Hukum puasa Ramadhan wajib bagi orang muslim. Apabila pada bulan Ramadhan ada yang berhalangan dan tidak bisa melaksanakan ibadah puasa, maka wajib baginya mengqadha’ (mengganti) puasa yang ditinggalkannya. Qodho’ puasa adalah membayar hutang/mengganti puasa yang ditinggal di hari lain atau bulan selain Ramadhan.

Puasa sunnah Syawal merupakan puasa sunnah yang mempunyai keutamaan. Yakni orang yang berpuasa 6 hari di bulan Syawal sama dengan puasa sepanjang masa. Sebagaimana hadis sahih berikut:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي سَعْدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتِ بْنِ الْحَارِثِ الْخَزْرَجِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa’id dan Ali bin Hujr semuanya dari Isma’il – Ibnu Ayyub berkata- Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far telah mengabarkan kepadaku Sa’d bin Sa’id bin Qais dari Umar bin Tsabit bin Harits Al Khazraji dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa.”[1]

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Puasa Syawal dilakukan selam 6 hari, lebih utama dilakukan secara berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri yakni, mulai tanggal 2 syawal sampai 7 Syawal, akan tetapi boleh dilaksanakan tanggal berapapun di bulan Syawal, secara tidak berurutan.

Apabila keutamaan waktunya setelah Hari Raya Idul Fitri, lalu bagaimana dengan orang yang punya hutang puasa Ramadhan, kalau dia mengqodho’ hutang puasa Ramadhan dulu berarti ia tidak mendapatkan keutamaan waktu puasa Syawal, apabila ia puasa Syawal berarti ia belum membayar tanggungannya puasa wajib. Apakah boleh menggabung puasa qodho’an Ramadhan dengan puasa enam Syawal?

Menurut Imam Romli, boleh puasa Qadha Ramadhannya dan dapat pahala puasa sunnahnya. Bahkan meskipun ia niat puasa Ramadhan di hari Tarwiyah dan Arafah tanpa niat puasa sunah tersebut, maka tetap dapat pahala puasa sunah itu.

قال شيخنا كشيخه والذي يتجه أن القصد وجود صوم فيها فهي كالتحية فإن نوى التطوع أيضا حصلا وإلا سقط عنه الطلب

( وقوله كالتحية ) أي فإنها تحصل بفرض أو نفل غيرها لأن القصد شغل البقعة بالطاعة وقد وجدت ( قوله فإن نوى التطوع أيضا ) أي كما أنه نوى الفرض ( وقوله حصلا ) أي التطوع والفرض أي ثوابهما ( قوله وإلا ) أي وإن لم ينو التطوع بل نوى الفرض فقط ( وقوله سقط عنه الطلب ) أي بالتطوع لاندراجه في الفرض.

[البكري الدمياطي ,إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين ,2/306-307]

Bagi orang yang mengikut pendapat Imam Romli boleh baginya puasa qadha’ Ramadhan beserta puasa sunnah enam Syawal. Qadha puasa Ramadhan sah dan dapat pahala sunnah enam Syawal tersebut.

Adapun lafadz niat puasa sunah 6 hari Syawal digabung dengan puasa qadha Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَعَنْ سِتٍّ مٍنْ شَوَّال لِلهِ تَعَالَى

Saya niat puasa esok hari dari mengqadha fardhu bulan ramadhan dan puasa enam syawal karena Allah Ta’ala.”

Menjalankan ibadah puasa sunnah bukanlah hal yang mudah bagi orang yang belum terbiasa melakukan puasa sunnah. Namun, hal tersebut bisa diatasi dengan dibiasakan melakukanya sedikit demi sedikit. Seperti, dibiasakan puasa hari Senin, satu bulan kemudian puasa Senin-Kamis, satu bulan kemudian di tambah puasa ayyamul bidh, hal ini kita biasakan terus dan lama kelamaan kita akan terbiasa dan tidak merasa berat ketika melakukannya. Semoga Allah memberikan kita semua kesehatan sehingga kita bisa melaksanakan ibadah baik yang wajib ataupun yang sunnah.

Huwallahu A’lam


[1] Shohih Muslim no. 1164


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari