sumber ilustrasi: tribunnews

Oleh: Almara Sukma*

Menikah merupakan hal yang dinantikan setiap orang muslim. Menikah merupalan momen sakral yang akan menyatukan dua orang muslim. Sebagaimana Allah telah menyebutkan dalam firman, bahwa Allah telah menciptakan makhluk-Nya dengan berpasang-pasangan untuk mengingat kebesaran Allah.

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).[1]

Biasanya setiap orang memilih bulan yang baik untuk menikah agar pernikahan berkah dan jauh dari kesialan. Dalam Islam, ada bulan-bulan yang di anjurkan untuk menikah. Salah satunya bulan syawal, yang pada zaman dahulu bulan ini menjadi pantangan orang arab jahiliyah untuk menikah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pada zaman dahulu, orang arab jahiliyah melarang menikah di bulan syawal, mereka menganggap menikah pada bulan syawal akan menimbulkan kesialan dan pernikahan tersebut tidak akan barokah. Larangan tersebut akhirnya menjadi tradisi orang arab jahiliyah.

Rasulullah tidak membenarkan tradisi tersebut. Sebagai bentuk penolakan, Rasulullah menikahi Sayyidah Aisyah r.a, pada bulan syawal. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي قَالَ وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ و حَدَّثَنَاه ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِعْلَ عَائِشَةَ

Dari Urwah dari ‘Aisyah dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawal, dan mulai menggauliku pada bulan Syawal, maka tidak ada di antara istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang lebih mendapatkan keberuntungan daripadaku.” Perawi berkata; “Oleh karena itu, ‘Aisyah sangat senang menikahkan para wanita di bulan Syawal.” [2]

Hadis riwayat Sayidah Aisyah di atas sebagai bentuk penyangkalan untuk orang arab jahiliyah bahwasannya tradisi mereka tidak dibenarkan. Menikah di bulan syawal merupakan Sunnah, kesunnahan tersebut bertujuan untuk menghilangkan kepercayaan orang arab jahiliyah pada zaman dahulu.

Selain Sayyidah Aisyah menikah di bulan syawal, beliau juga senang apabila menikahkan wanita lain di bulan syawal, dan beliau juga berhubungan dengan Rasulullah Saw, di bulan syawal. Jadi, jangan khawatir apabila menikah, menikahkan atau berhubungan di bulan syawal.

Untuk para jomblo yang sudah mempunyai calon, selain puasa 6 hari di bulan syawal, menikah, menikahkan atau berhubungan di bulan syawal juga dianjurkan. Apabila sudah ada calon, maka boleh mengikuti kesunahan di bulan syawal. Apabila belum mempunyai calon, maka para jomblo boleh menikah pada selain bulan syawal.


*Santri Putri Pesantren Tebuireng.


[1] Qs. Az-Zariyat ayat 49

[2] HR Muslim no 1423