Koin mata uang raja hajjaj
Koin mata uang raja hajjaj

Telah diketahui bahwasanya Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Setiap negara pasti mempunyai pemimpin dengan model kepemimpinan yang berbeda-beda, ada yang adil, zalim, dan lain-lain. Setiap kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT kelak di akhirat sebagaimana yang tertera dalam sebuah hadits:

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ: الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِيْ أَهْلِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِيْ بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِيْ مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Kalian adalah penjaga dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap penjagaannya. Imam adalah penjaga, kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang penjagaannya. Seorang laki-laki adalah penjaga bagi istrinya, kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang penjagaannya. Seorang wanita adalah penjaga dalam rumah suaminya, kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang penjagaannya. Seorang pembantu adalah penjaga harta majikannya , kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang penjagaannya. Seorang anak adalah penjaga harta ayahnya, kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang penjagaannya. Kalian semua adalah penjaga dan kelak  akan dimintai pertanggungjawaban tentang penjagaannya. (Hadits yang disepakati dari Ibnu Umar)

Berdasarkan hadis tersebut tidak hanya seorang pemimpin negara yang dimintai pertanggungjawaban, namun setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari perhitungan amal.  

Pemimpin yang zalim terhadap rakyatnya, tentu akan diminta pertanggungjawaban. Salah satu di antaranya adalah Raja Hajjaj, meski ia seorang yang alim tetapi sangat zalim terhadap rakyatnya. Salah seorang sahabat Nabi yang menjadi korban kekejamannya adalah Sayyidina Abdullah bin Zubair, beliau dianiaya secara tidak manusiawi dengan cara dibunuh kemudian dimutilasi sekujur tubuhnya. Tidak hanya itu, Raja Hajjaj juga membunuh Sa’ide bin Jabir yang merupakan salah satu pemuka tabi’in dan ulama pada zaman itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Setiap perbuatan pasti akan mendapatkan balasan baik secara tunai di dunia atau tempo di akhirat. Sejak perbuatan yang dilakukan oleh Raja Hajjaj, Allah memberikan balasan terhadapnya secara tunai di dunia. Raja Hajjaj tertimpa azab dari Allah, azabnya pun tak tanggung-tanggung, di antaranya:

  1. Ia merasakan darahnya mendidih sampai membasahi bajunya.
  2. Ia merasakan seakan-akan darahnya meluap ke permukaan sehingga dia bersembunyi di bawah tempat tidurnya.
  3. Ia melihat setiap manusia berlumuran darah, karena hal itu ia menjadi orang yang mudah kaget sampai kesulitan untuk tidur.
  4. Sebelum ajal menjemput, perutnya berair dipenuhi dengan nanah sehingga terbelah menjadi dua.
  5. Ia mati dalam keadaan berlumuran nanah.
  6. Yang lebih mengenaskan bumi pun tidak mau menerimanya ketika dikubur. 

Tidak hanya itu, setelah kematiannya terungkaplah orang-orang yang pernah dizalimi oleh Raja Hajjaj dengan cara dipenjara sebanyak 33.000 jiwa dan yang dibunuh sebanyak 120.000 nyawa.

Adzab yang menimpa Raja Hajjaj seperti yang dialami |Raja Firaun.  Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Qasas ayat 40 :

Artinya: “Maka Kami siksa dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka para pemimpin yang mengajak (manusia) ke neraka dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami susulkan laknat kepada mereka di dunia ini; sedangkan pada hari Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).”

Hidup di dunia ini hanyalah sebentar, sebagai tempat persinggahan untuk mencari bekal di alam akhirat. Hiduplah di dunia dengan penuh tanggung jawab dan memperhatikan konsekuensi di akhirat. Wallahu a’lam. 


Ditulis oleh Fitriatul Hasanah, Mahasiswi Komunikasi dan Alumni Pondok Pesantren Lirboyo