Oleh: Almara Sukma*
Wudhu merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum mengerjakan shalat. Dalam pelaksanaan wudhu terdapat hal-hal yang difardhukan. Sebagaimana firman Allah SWT surat Al-Maidah ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ.. ألآية
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.”
Dari ayat di atas dapat kita ketahui bahwa, hal-hal yang difardhukan dalam wudhu ada enam, yaitu: Niat ketika membasuh wajah, membasuh wajah, membasuh kedua tangan sampai kedua siku, membasuh sebagian rambut kepala dengan air, membasuh kedua kaki hingga mata kaki, dan tertib (berurutan) dalam melakukan hal-hal yang telah disebutkan di atas.
Huruf ilaa dalam ayat di atas, keduanya berarti serta. Dengan demikian, siku dan mata kaki harus kena basuh. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه توضأ فغسل وجهه عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه توضأ فغسل وجهه فأسبغ الوضوء ثم غسل يده اليمنى حتى أشرع في العضد ثم يده اليسرى حتى أشرع في العضد ثم مسح رأسه ثم غسل رجله اليمنى حتى أشرع في الساق ثم غسل رجله اليمنى حتى أشرع في الساق ثم قال هكذا رأيت صلى الله عليه وسلم يتوضأ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu sesungguhnya ia berwudhu, beliau membasuh wajahnya dengan sempurna, membasuh tangannya sebelah kanan sampai bahunya dan membasuh tangan kirinya sampai bahunya, lalu mengusap kepalanya kemudian membasuh kaki kanan sampai betis dan kaki kirinya, juga sampai betis. Abu Hurairah berkata:”Begitulah aku saksikan Rasulullah Saw berwudhu.” (HR. Muslim)
Maksud mengusap kepala dalam hadis di atas adalah sebagian kepala, berdasarkan hadis Nabi Saw,
عن المغيرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم يتوضأ فمسح بناصيته و على العمامة (رواه مسلم)
“Dari Al-Mughiroh r.a. Sesungguhnya Nabi Saw. Berwudhu dan mengusap ubun-ubun dan mengusap atas serbannya.”(HR. Muslim)
Dalil kewajiban niat wudhu pada permulaan wudhu adalah hadis Nabi Saw,
عن عمر ابن الخطاب رضي الله عنه قال: سمعت صلى الله عليه وسلم يقول: إنما الأعمال بالنيات (متفق عليه
Dari Umar bin Al-Khattab r.a. ia berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya sahnya amal perbuatan itu tergantung pada niat.”
Adapun dalil kewajiban tertib dalam melakukan hal-hal wajib dalam berwudhu adalah perbuatan Nabi Saw.
Referensi: Kitab Tadzhib fii adalati matnil ghoyah wa taqrib
*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari